Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Hidup Pengungsi Suriah yang Dibawa Paus Fransiskus Setahun Lalu

Kompas.com - 14/04/2017, 12:35 WIB

ROMA, KOMPAS.com - Setahun lalu Paus Fransiskus memboyong 12 pengungsi Suriah saat dia berkunjung ke Pulau Lesbos, Yunani.

Dari kamp kumuh di salah satu pulau milik Yunani itu, ke-12 pengungsi tersebut langsung dihadapkan pada kehidupan baru di Italia. Bagaimana kehidupan mereka setelah satu tahun tinggal di Italia?

Nour, perempuan Suriah berusia 32 tahun ini, mengingat malam saat Paus Fransiskus datang dan dia mendapatkan kesempatan baru dalam hidupnya.

"Kami tak memiliki banyak waktu untuk berpikir," kata Nour.

Perempuan itu meninggalkan Suriah yang hancur akibat perang bersama suaminya Hassan.

Karena Nour memiliki gelar master dalam ilmu mikrobiologi dari Universitas Montpellier di Perancis, maka negara itu sebenarnya menjadi tujuan Nour dan Hassan.

Italia tak pernah terlintas di pikiran keduanya, tetapi saat Paus Fransiskus menawarkan kehidupan baru itu, mereka dengan cepat menerima.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Yunani setahun lalu itu ditujukan untuk memperlihatkan kepada dunia masib ratusan ribu pengungsi Timur Tengah yang terdampar di pesisir Eropa.

Paus asal Argentina tersebut berulang kali mengecam negara-negara Barat karena dianggap tak berbuat banyak untuk para pengungsi itu.

Apalagi, Paus Fransiskus sudah menjadikan masalah pengungsi ini sebagai salah satu program kepausannya.

Saat itu, Vatikan membiayai tiga keluarga Muslim Suriah untuk dititipkan kepada komunitas Katolik Sant'Egidio yang mengelola "koridor kemanusiaan" dan sudah menampung 700 pengungsi Suriah.

Setibanya di Italia, ke-12 pengungsi itu langsung mendapatkan akomodasi, mendapatkan pelajaran bahasa Italia intensif, dan anak-anak mereka didaftarkan ke sekolah.

Mereka langsung mendapatkan status pengungsi dalam beberapa bulan di Italia dan mulai menikmati hidup yang damai.

"Kami menikmati hidup di sini," kata Nour sambil menatap putranya Rian (3) yang dengan riang menyantap es krim strawberry.

FILIPPO MONTEFORTE / AFP Nour (32) bersama suaminya Hassan awalnya berencana mengungsi ke Perancis sebelum akhirnya dibawa Paus Fransiskus ke Roma, Italia.

Pada Maret lalu, Nour memperoleh pekerjaan sebagai ahli bilogi di RS Bambino Gesu, Roma.

Sementara dua perempuan lain yang juga dibawa Paus Fransiskus sekarang bergabung dengan agensi pekerja rumah tangga.

Hassan, seorang pembuat taman berpengalaman, belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai keahliannya. Dia kini bekerja di sebuah toko reparasi sepatu.

"Saya khawatir, seperti orang lain, tentang bagaimana menghadapi hidup dan mencarikan (Hassan) pekerjaan," ujar Nour dalam bahasa Italia yang lancar.

Namun, di negara yang tingkat penganggurannya mencapai 11 persen itu, bahkan mencapai 35 persen di antara kalangan muda, mencari pekerjaan bukan hal yang mudah.

"Ini bukan hanya kekhawatiran saya, warga Italia juga memiliki kekhawatiran yang serupa," tambah Nour.

Kekhawatiran lain Nour dan Hassan adalah nasib keluarga yang masih tertinggal di Suriah.

Untunglah orangtua dan tiga adik Hassan sudah tiba di Napoli atas bantuan koridor kemanusiaan komunitas Sant'Egidio.

Dalam beberapa pekan mendatang, dijadwalkan kelurga Hassan akan diantarkan dengan aman menuju ke Perancis.

Pada Agustus tahun lalu, Paus Fransiskus mengundang para pengungsi Suriah itu dalam jamuan makan siang di Vatikan.

"Paus mengubah hidup kami dalam satu hari. Ini adalah contoh bagi semua orang beragama, Paus menggunakan agamanya untuk melayani sesamanya," kata Nour.

Nour semakin terharu ketika Paus Fransiskus masih mengingat namanya ketika mereka bertemu lagi pada Februari lalu.

Dan yang terpenting bagi Nour adalah putranya bisa menikmati masa kecilnya seperti anak-anak lainnya.

"Saya bahagia putra saya bisa memulai kehidupannya seperti anak-anak seusianya," kata Nour.

Daniela Pompei dari komunitas Sant'Egidio yang mendampingi para pengungsi Suriah itu sejak mereka tiba di Italia, mengatakan, integrasi mereka dengan masyarakat Italia sangat sukses.

"Tujuan kami adalah agar para keluarga ini menjadi mandiri dan bisa menghidupi diri mereka sendiri," ujar Daniela.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com