Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjuangan Pasangan Pengantin Beda Agama di Mesir

Kompas.com - 13/04/2017, 18:41 WIB

Pertemuan sepasang pengantin

Saat malam tiba, Sally menumpang perahu menyusuri Sungai Nil untuk mengunjungi penata rambut.

Beberapa jam kemudian, dia muncul dengan paras yang berbeda dari perempuan yang dikenal semua orang.

"Saya sangat percaya diri. Saya sangat cantik sekarang," ujarnya dengan nada penuh keyakinan.

Sally terlihat anggun, kerudung dan busananya dibalut sulaman. Sesaat menjelang tengah malam, mobil Akram menjemput Sally dari salon.

"Dia telat tiga jam!" pekik Sally kepada teman-temannya.

Di luar salon, Akram merapihkan dasinya dan menyisir rambutnya.

"Ini pertama kali saya memakai jas. Sangat tidak nyaman! Saya tidak sabar kembali mengenakan jellabia seusai menari," ujarnya.

Sebelum Akram masuk ke salon, gendang-gendang yang terbuat dari kulit kambing dibagikan ke teman-temannya yang membentuk lingkaran.

Suasana hening saat Akram masuk salon. Namun, pekikan dan riuh tepuk tangan membahana ketika kedua mempelai muncul dari dalam salon seraya bergandengan.

Awalnya, tarian dilakukan terpisah. Tamu-tamu mempelai perempuan mengelilingi Sally sembari berhati-hati agar gaunnya tidak terinjak.

Di samping para perempuan, pria-pria mengusung Akram dan melemparkannya ke udara seirama dengan tabuhan gendang.

"Inilah bagian terbaiknya!" teriak Akram, kegirangan.

Kerumunan tamu lalu memisah sehingga mempelai pria dan mempelai perempuan bisa menari bersama. Mereka saling mengangkat tangan dan mendekati, tapi tidak menyentuh satu sama lain.

Lima menit kemudian, tabuhan gendang berakhir. Sepasang pengantin terdiam dan saling bertatapan.

"Kini kami bisa kembali ke Shadeed, makan, dan mulai hidup bersama," cetus Akram dengan antusias.

Sally tersipu malu-malu di samping Akram. Apa yang dia inginkan di masa mendatang?

"Saya siap membangun keluarga. Saya ingin banyak anak," ujarnya seraya melirik suaminya sesaat dan tersipu.

"Saya harap semua orang menerima pernikahan kami dan itu akan menjadi mudah bagi kami," dia menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com