Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Orang Ditangkap, Siapa Pelaku Ledakan Bom di St Petersburg?

Kompas.com - 11/04/2017, 18:02 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Delapan anggota jaringan teroris ditangkap terkait dengan ledakan bom bunuh diri di stasiun kereta bawah tanah di Kota St.Petersburg, pekan lalu.

Informasi penangkapan ini diungkapkan langsung oleh Alexander Bortnikov, Kepala FSB -lembaga intelijen pengganti KGB, seperti dikutip Associated Press, Selasa (11/4/2017).

Serangan bom bunuh diri tersebut tercatat sebagai serangan terbesar kedua yang pernah terjadi di kota itu. Ada 13 korban tewas dan puluhan lain yang terluka. 

Akbardzhon Dzhalilov, seorang pemuda warga Negara Rusia, berusia 22 tahun keturunan Kirgistan, telah diidentifikasi sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut.

Otoritas di Rusia belum mengungkapkan dugaan keterkaitan pelaku dengan kelompok teroris tertentu.

Namun, sebuah sumber dari lingkungan penegak hukum yang dikutip kantor berita Tass, menyebutkan, sedang dipastikan kabar yang menyebut Dzhalilov pernah berlatih dengan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Dzhalilov terbang ke Turki pada November 2015 dan menghabiskan waktu yang lama di luar negeri. 

Hingga kini, tak ada satu pihak pun yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

Sejarah mencatat, angkutan kereta api dan pesawat Rusia memang telah lama menjadi sasaran bagi kelompok ekstimis Islam. 

Alexander Bortnikov, menyebutkan, enam anggota sel teroris ditahan di St. Petersburg, sementara dua lainnya di Moskwa. 

Ditambahkan Bortnikov, kedelapan orang yang ditangkap itu pun berasal dari negara bekas Uni Soviet tersebut.

Selain itu, polisi juga menemukan senjata dan amunisi dalam jumlah besar di dalam rumah mereka. 

Tentang kejadian di St Petersburg, Bortnikov mengaku pihak intelijen Rusia kecolongan dan gagal.

Kelompok garis keras yang selama ini ada di Rusia, sebagian besar anggotanya adalah pekerja migran yang datang dari negara-negara pecahan Uni Soviet di Asia tengah.

Kemiskinan yang menjadi pemandangan umum di negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim itu, telah menjadi lahan subur bagi para teroris.

Ribuan warga dari negera-negara diyakini telah bergabung dengan kelompok teroris ISIS.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, antara 5.000-7.000 orang dari Rusia dan bekas Uni Soviet lainnya, bergabung bersama teroris ISIS di Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com