Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Beberapa Negara yang Pernah Memindahkan Ibu Kota

Kompas.com - 10/04/2017, 12:10 WIB

3. Astana (Kazakhstan)

Sejak masih berada di bawah kendali Uni Soviet hingga merdeka pada 1992, Almaty selalu menjadi ibu kota Kazakhstan.

Namun, pada 1997 pemerintah negeri itu memindahkan ibu kota ke Astana, sebuah kota modern baru di sebelah utara Almaty.

Alasan pemindahan itu karena Almaty dianggap terlalu sempit, rawan gempa, serta berlokasi terlalu dekat dengan perbatasan negara lain.

Seperti Brasilia, Astana dibangun dari nol meski sejak 1830 keberadaan kota ini sudah ada sebagai lokasi benteng pasukan Kosak dengan nama Akmoly.

Pada 1832, permukiman militer itu kemudian mendapatkan status kota dan berganti nama menjadi Akmolinks.

Pada 20 Maret 1961, kota itu kembali berganti nama menjadi Tselinograd. Nama ini kembali berganti pada 1992 menjadi Akmola yang kemudian menjadi ibu kota Kazakhstan pada 10 Desember 1997.

Selanjutnya pada 6 Mei 1998, Akmola diubah menjadi Astana seiring dengan pembangunan jaringan kota modern yang dilakukan pemerintah Kazakhstan.

4. Belmopan (Belize)

Belmopan yang berpenduduk hanya 16.45i jiwa (2010) merupakan ibu kota dengan penduduk paling sedikit di Amerika Utara.

Namun, di Belize, Belmopan adalah kota terpadat ketika setelah Belize City dan San Ignacio.

Berdiri pada 1970, Belmopan adalah salah satu ibu kota paling muda di dunia. Sejak 2000, Belmopan adalah permukiman kedua di Belize yang mendapatkan status kota selain Belize City.

Belmopan berada di ketinggian 75 meter dari permukaan laut dan berjarak 80 kilometer ke pedalaman dari ibu kota lama Belize City.

Kota ini dipilih menjadi ibu kota baru setelah Belize City hancur akibat diterjang badai Hattie pada 1961.

Posisi Belize City yang dianggap terlalu rawan bencana menjadi alasan utama pemindahan ibu kota sedikit lebih jauh ke pedalaman.

5. Dodoma (Tanzania)

Pada 1973, pemerintah Tanzania mulai memindahkan ibu kotanya dari kota pesisir Dar es Salaam ke Dodoma yang berad di pedalaman.

Namun hingga beberapa dekade setelahnya, pemindahan ibu kota ini belum kunjung berakhir.

Sebab, gedung dewan nasional berada di Dodoma, sementara sebagian besar kementerian dan kedutaan besar masih bertahan di Dar es Salaam.

Saat pemerintah Tanzania memutuskan ingin membangun ibu kota baru, maka arsites asal AS James Rossant mendapatkan tugas tersebut.

Dengan disponsori AS, James Rossant mengembangkan rencana utama ibu kota baru Tanzania pada 1986.

Di bawah arahan Julius Nyerere, presiden Tanzania saat itu, diharapkan Dodoma bisa menggantikan Dar es Salaam yang di masa lalu dikenal sebagai pasar budak.

Kota itu dirancang seluas 1.000 hektare, sayangnya berbagai rencana pembangunan tak membuahkan hasil dan pemindahan ibu kota ke Dodoma macet hingga kini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com