KAIRO, KOMPAS.com - Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mendeklarasikan keadaan darurat di negaranya hingga tiga bulan ke depan, menyusul serangan bom yang terjadi di dua gereja Koptik, pada Minggu (9/4/2017).
Serangan bom di Kota Tanta dan Alexandria di tengah ibadah Minggu Palma, menjelang Hari Raya Paskah, merenggut 44 nyawa dan melukai puluhan jemaat lainnya.
Baca: 2 Ledakan Bom Saat Ibadah Minggu Palma di Mesir Renggut 44 Nyawa
Sisi mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan dari Istana Kepresidenan, setelah menggelar pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional.
Rangkaian serangan ini terjadi setelah serangan serupa yang terjadi di sebuah gereja Koptik di Mesir pada Desember tahun lalu.
Aksi ini pun terjadi beberapa saat menjelang kunjungan Pemimpin Umat Katolik Sedunia Paus Fransiskus ke Mesir.
Baca: Paus ke Mesir, Bela Warga Kristen yang Dianiaya ISIS di Sinai Utara
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Mesir, setidaknya ada 78 orang yang terluka di Tanta dan 40 orang di Alexandria.
Otoritas Mesir mengecam kekerasan peristiwa ini sebagai upaya menabur benih perpecahan di negara itu.
Sementara, Paus Fransiskus yang memimpin ibadah Minggu Palma di Vatican City pun langsung menyampaikan rasa bela sungkawanya kepada umat Kristen Koptik dan Bangsa Mesir seluruhnya.
Dalam pernyataannya Paus pun mengaku berdoa agar Tuhan mau melembutkan hati para pelaku teror yang menebar kebencian dan melakukan pembunuhan.
Baca: Bom Guncang Gereja Koptik di Mesir, Apa Komentar Paus Fransiskus?
Tak lama setelah serangan kelompok terosis ISIS mengeluarkan pernyataan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan itu.
Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah siaran yang dilansir kantor berita Amaq, yang terafiliasi dengan kelompok teroris itu.
Baca: Kelompok Teroris Ini Mengaku Ledakkan Bom di 2 Gereja di Mesir
Gambar yang disiarkan oleh stasiun televisi swasta Mesir menunjukkan noda darah melumuri dinding dan lantai di gereja di Tanta. Sementara bangku-bangku kayu pun menjadi berantakan
“Ledakan terjadi di barisan depan jemaat, dekat dengan mimbar, di tengah ibadah," kata Jenderal Tarek Atiya, Wakil Menteri Dalam Negeri Mesir seperti dikutip AFP.
“Saya dengar ledakan, dan saya lari mendekat. Saya lihat orang-orang terkapar, dan banyak dari mereka tubuhnya terbelah," ungkap Nabil Nader, warga yang tinggal di depan gereja Tanta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.