Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Takkan Tinggal Diam, Mungkin Bakal Lakukan Serangan Lagi ke Suriah

Kompas.com - 08/04/2017, 14:22 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, memperingatkan, AS mungkin akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah pihaknya melakukan serangan rudal ke pangkalan udara Suriah yang diduga menggunakan senjata kimia.

Nikki Haley mengatakan negaranya tidak akan berdiam diri ketika senjata kimia digunakan. Namun, Suriah dan Rusia menuduh serangan rudal AS takkan membantu tujuan dalam perang melawan terorisme.

Moskwa berjanji untuk memperkuat sistem pertahanan anti-pesawat terbang Suriah dan negara-negara sekutunya, seperti dilaporkan BBC, Sabtu (8/4/2017).

Sedikitnya sembilan orang dilaporkan tewas akibat serangan rudal AS pada Jumat (7/4/2017) dini hari, walaupun AS sebelumnya menyakini serangan rudal itu semata untuk menghancurkan pangkalan udara Suriah.

Serangan rudal dilakukan AS karena pangkalan itu digunakan untuk meluncurkan serangan senjata kimia yang menewaskan 86 warga sipil di Idlib, pada Selasa (4/4/2017).

Keterangan kelompok oposisi yang berpusat di Provinsi Idlib menyebutkan, serangan udara Rusia-Suriah telah menewaskan 86 orang, termasuk 33 bocah dan 18 perempuan.

Rusia dan Suriah juga dituduh menggunakan senjata kimia saat menyerang wilayah Khan Sheikhoun, yang dikuasai kelompok oposisi di Idlib. Sejauh ini Suriah membantah menggunakan senjata kimina.

Dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB, Nikki Haley mengatakan, tindakan AS itu untuk memastikan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak akan menggunakan senjata kimia lagi.

"Kami siap untuk melakukan tindakan lebih lanjut, walau kami berharap tidak memerlukannya lagi," katanya.

"Ini adalah kepentingan keamanan nasional untuk mencegah penggunaan senjata kimia."

Dia kemudian menyalahkan Iran dan Rusia yang disebutnya mendukung pemerintah Suriah yang melakukan tindakan kejahatan.

"Memperkuat posisi Assad akan menyebabkan lebih banyak pembunuhan," katanya.

Sementara Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Vladimir Safronkov, mengatakan serangan rudal AS sebagai tindakan "tidak sah".

"Ketika Anda mengambil jalan Anda sendiri, ini menyebabkan tragedi yang mengerikan di kawasan itu," katanya.

Sebelumnya, dua kapal perusak Angkatan Laut AS di Laut Mediterania menembakkan 59 rudal penjelajah tomahawk ke pangkalan udara Suriah, Al Shayrat, di Provinsi Homs, Jumat dini hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com