Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pembunuhan Martin Luther King Jr

Kompas.com - 04/04/2017, 21:01 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Tak lama setelah pukul 18.00 pada 4 April 1968, Martin Luther King Jr, tokoh pejuang hak-hak warga kulit hitam AS tewas ditembak.

Dia ditembak di balkon kamarnya di lantai dua Motel Lorraine di Memphis, Tennessee, AS ketika memberi dukungan terhadap aksi mogok yang dilakukan para pekerja sanitasi di kota itu.

Martin Luther King sempat dilarikan ke rumah sakit sebelum dinyatakan meninggal dunia. Saat itu, dia baru berusia 39 tahun.

Beberapa bulan sebelum dibunuh, King sangat prihatin dengan masalah ketimpangan ekonomi di Amerika Serikat.

Dia kemudian menggalang kampanye warga miskin untuk memperjuangkan kesetaraan ekonomi, termasuk long march warga miskin antar-ras di Washington DC.

Pada Maret 1968 dia berkunjung ke kota Memphis untuk mendukung aksi mogok para pekerja sanitasi Afrika-Amerika yang mendapat perlakuan sangat buruk.

Pada 28 Maret 1968, sebuah unjuk rasa buruh yang dipimpin King berakhir rusuh dan kematian seorang remaja kulit hitam.

Kerusuhan itu memaksa King meninggalkan Memphis tetapi dia berjanji akan kembali pada April untuk memimpin unjuk rasa lainnya.

Pada 3 April, dia kembali ke Memphis dan memberikan pidato terakhirnya yang sangat dikenang hingga kini.

"Kita akan menghadapi hari-hari yang sulit ke depan. Namun, itu tak menjadi masalah lagi bagi saya, karena saya sudah sampai di puncak gunung...dan Dia (Tuhan) mengizinkan saya untuk naik ke gunung itu," kata King.

"Dan, saya sudah melihat ke sekeliling, dan saya sudah melihat tanah yang dijanjikan. Saya mungkin tak akan bersama kalian di sana. Namun, saya ingin kalian pahami, sebagai bangsa, kita akan mencapai tanah yang dijanjikan itu," King menegaskan.

Sehari setelah berpidato, King tewas ditembak oleh seorang sniper. Pembunuhan King lantas memicu kerusuhan di banyak kota di seluruh AS.

Pemerintah federal sampai harus mengirimkan Garda Nasional ke Memphis dan di Washington DC untuk mengendalikan situasi.

Pada 9 April 1968, Martin Luther King Jr dimakamkan di kampung halamannya Atlanta, Georgia. Puluhan ribu orang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir saat peti jenazah King melintas diangkut sebuah kereta yang ditarik dua ekor keledai. 

Pada 4 April malam, polisi menemukan sebuah senapan berburu jenis Remington .30-06 di trotoar di dekat sebuah rumah satu blok dari Motel Lorraine.

Selama beberapa pekan berikutnya, senapan berburu itu, kesaksian sejumlah orang, dan sidik jari di senapan menunjukkan pelaku penembakan adalah James Earl Ray.

Earl Ray adalah seorang kriminal yang kabur dari sebuah penjara di Missouri pada April 1967 saat menjalani hukuman penjara seumur hidup karena melakukan perampokan.

Pada Mei 1968, perburuan besar-besaran untuk menemukan James Earl Ray digelar. FBI kemudian menyimpulkan Earl Ray mendapatkan paspor Kanada dengan menggunakan identitas palsu yang di masa itu sangat mudah dilakukan.

Pada 8 Juni 1968, para penyidik Scotland Yard menangkap Earl Ray di sebuah bandara di London saat mencoba terbang ke Belgia, sebelum menuju ke tujuan akhirnya Rhodesia atau Zimbabwe di masa kini.

Setelah diekstradisi ke Amerika Serikat, Earl Ray disidangkann di Memphis pada Maret 1969. Dia akhirnya mengakui perbuatannya demi menghindari hukuman mati. Pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman penjara 99 tahun untuk James Earl Ray.

Tiga hari setelah vonis, Earl Ray mencoba mencabut pengakuannya. Dia mengklaim tak bersalah dan hanya menjadi korban sebuah konspirasi yang lebih besar.

Dia mengklaim pada 1967 seorang pria yang hanya dikenalnya dengan nama "Raoul" mendatanginya dan merekrutnya untuk menyelundupkan senjata api.

Pada 4 April, barulah dia sadar akan dikorbankan dalam plot pembunuhan Martin Luther King dan kabur ke Kanada.

Upaya pembelaan ini ditolak pengadilan sebagaimana puluhan permintaan pengadilan ulang yang diajukannya selama 29 tahun berikutnya.

Pada 1990-an, janda dan anak-anak Martin Luther King Jr menyatakan mendukung klaim Earl Ray dan menyebutnya tak bersalah. Mereka kemudian menyebut adanya konspirasi yang melibatkan pemerintah dan militer AS.

Selama bertahun-tahun berikutnya, pembunuhan King dievaluasi oleh komite tentang pembunuhan politik parlemen, jaksa wilayah Shelby County, dan tiga kali dievaluasi Kementerian Kehakiman AS.

Semua investigasi berakhir dengan konklusi sama yaitu James Earl Ray adalah pembunuh Martin Luther King Jr dengan motif kebencian.  

James Earl Ray, yang divonis hukuman 99 tahun penjara, meninggal dunia di dalam lembaga pemasyarakatan pada 23 April 1998.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com