SINGAPURA, KOMPAS.com - Pekan lalu, sekitar 4.000-an pekerja Indonesia, sebagian besar adalah para pembantu rumah tangga, memadati halaman KBRI Singapura.
Mereka datang untuk menikmati hiburan yang disediakan dalam rangkaian peringatan 50 tahun persabahatan Indonesia-Singapura.
Selain itu, sebagian dari mereka datang untuk mengurus kartu pekerja Indonesia di Singapura (KPIS) yang diterbitkan KBRI Singapura.
Di antara para pekerja itu, Kompas.com bertemu dengan Reni Haryati (23), seorang pekerja Indonesia asal Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Sekilas penampilan Reni tak beda dengan para pekerja Indonesia lainnya. Namun, ada satu hal yang membuat Reni berbeda bahkan istimewa.
Di Singapura, Reni kini tak hanya bekerja tetapi juga menuntut ilmu. Tak main-main, Reni kini tercatat sebagai mahasiswa semester IV Universitas Terbuka.
"Saya memilih ilmu akuntansi karena saya bercita-cita menjadi pengusaha di masa depan," kata Reni yang sudah tujuh tahun bekerja di Negeri Singa itu.
Reni menceritakan, dia berangkat ke Singapura saat berusia 16 tahun dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Beruntung, warga Singapura yang mempekerjakan dia memberi kesempatan bagi dia untuk menimba ilmu.
Akhirnya setelah mendapatkan bea siswa dari KBRI, Rini mengambil program paket C atau setara SMA di sekolah Indonesia Singapura.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.