Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Toko Rempah "Premium" Milik Wanita Surabaya di San Francisco

Kompas.com - 03/04/2017, 08:48 WIB

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Didirikan tahun 2003, Le Sanctuaire adalah toko rempah rempah berkualitas tinggi milik keluarga Fany Setiyo, diaspora Indonesia asal Surabaya.

"Kenapa kita berbeda dengan orang lain, rempah-rempahnya? Sebab kita main di kualitas. Kalau chef-chef yang sudah kenal kita, rempah kita pasti disebut premium," kata Fany.

Selain kualitas, rempah-rempah yang Fany jual bernilai tinggi, karena didapatkan dari berbagai belahan dunia.

Contohnya adalah biji lada kubeb asal Jawa Tengah dan vanila dari Tahiti.

Le Sanctuaire membeli rempah-rempah langsung dari petani di berbagai negara-negara  tersebut.

Sejak tahun 2010, Le Sanctuaire pindah dari Santa Monica ke San Francisco. Kini, di tempat itu  juga ditawarkan buku, dan peralatan masak kelas tinggi.

"Kita mau toko kita menjadi tempat di mana chef mendapat inspirasi sesuatu yang menarik dan baru," kata Fany.

"Jadi kita mau chef ke tempat kita bukan tambah stres, tapi senang untuk menemukan barang-barang baru, alat-alat baru, piring baru, buku baru dan segala macam lainnya," ujar dia.

Toko rempah-rempah ini juga mulai melebar ke pasar ritel dengan harga lebih terjangkau. Kisaran harganya 9-13 dolar AS, atau Rp 120.000-400.000.

Salah satu pelanggan Le Sanctuaire adalah Kirimachi Ramen, restoran ramen milik Leo Gondokusumo, yang juga adalah diaspora Indonesia di San Francisco.

Baca: Kirimachi Ramen, Restoran Milik WNI yang Sukses di San Francisco

"Menurut saya, (rempah-rempah Le Sanctuaire) adalah bahan terbagus yang kita bisa dapatkan," ujar Leo.

"Jadinya, saya tidak main-main untuk bahan seperti itu. Kebetulan kita ketemu Fany dan dia juga produknya bagus-bagus. Kebetulan pas dengan sup kita, jadi kita pakai," kata Leo lagi.

Ke depannya, Fany mengaku ingin memperkenalkan lebih banyak lagi rempah dan bumbu asal Indonesia.

"Tentu ada banyak rasa yang dari Indonesia perlu dikenalkan ke dunia, tapi kita mau melakukan itu dengan benar," kata Fany menutup wawancara dengan VOA Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com