NEW DELHI, KOMPAS.com - Para pedagang Muslim di negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh menduga sang menteri utama mencoba "mencekik" perekonomian warga minoritas.
Sehari setelah Yogi Adityanath menjadi pemimpin negara bagian Uttar Pradesh, dia mengumumkan prioritas utama pemerintahannya adalah menutup semua rumah jagal dan toko daging ilegal di negara bagian itu.
Sejak Sabtu pekan lalu, para pedagang daging di Uttar Pradesh melakukan pemogokan. Sebab, pemerintah juga menutup rumah potong dan toko daging yang memiliki izin resmi.
"Kami tak punya pilihan. Pemerintah ingin semua rumah potong hewan dan toko daging ditutup," ujar seorang pedagang daging, Akhtar kepada kantor berita Anadolu.
Bagi umat Hindu, yang merupakan penduduk mayoritas India, sapi merupakan hewan suci sehingga umat Hindu menolak menyantap daging hewan itu.
Beberapa negara bagian India bahkan menerapkan larangan menyembelih sapi, tetapi daging kerbau boleh dikonsumsi.
Namun, sejak pemerintah Uttar Pradesh menutup toko-toko yang menjual daging sapi, maka daging kerbau yang menjadi alternatif ikut menghilang dari pasaran.
Akibatnya, gabungan antara pemogokan para pedagang daging sapi dan kelangkaan daging kerbau, harga daging di New Delhi akhirnya meroket.
Menurut Asosiasi Eksportir Daging dan Ternak India, sebanyak 50 persen daging yang diekspor India berasal dari Uttar Pradesh. Sektor ini, secara langsung atau tidak langsung, memberikan lapangan kerja bagi 2,5 juta orang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.