Merkel menjawab, "Kita harus menunggu hasil pemungutan suara pada referendum di Turki dan segala sesuatu yang lain."
Turki dijadwalkan akan melaksanakan referendum pada 16 April terkait perubahan konstitusi yang akan memperpanjang dan memperluas kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Merkel menilai sangat serius laporan hukum Eropa yang menyebut perubahan konstitusi yang diusulkan Turki sebagai kemunduran besar demokrasi. Ankara membantah laporan itu.
Terkait hubungan Jerman dengan Amerika Serikat, Merkel mengatakan ia menekankan sejauh mana investasi Jerman dalam pembicaraan dengan Presiden AS, Donald Trump, pekan lalu.
"Perjanjian perdagangan harus membawa manfaat bagi kedua sisi dan kita perlu berunding terkait hal itu," katanya.
"Sekarang kita akan melihat apakah kita dapat menghidupkan kembali perjanjian perdagangan dan ivestasi TTIP kita,” ujar Merkel.
Para pejabat Jerman mengatakan, perjanjian perdagangan AS-Eropa yang dikenal sebagai Kemitraan Investasi dan Perdagangan Transatlantik (TTIP) terhenti (“on ice”).
Namun, pembicaraan tentang TTIP itu bisa dihidupkan kembali jika AS tertarik.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan