Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2017, 07:35 WIB
EditorErvan Hardoko

LONDON, KOMPAS.com - Pelaku serangan di gedung parlemen Inggris ternyata pernah diperiksa dinas intelijen dalam negeri, MI5, terkait kegiatan "ekstremisme".

Namun, Khalid Masood (52) kemudian dianggap bukan ancaman dan lolos dari pengawasan pihak berwajib hingga melakukan aksinya pada Rabu (22/3/2017).

Masood, yang disebut Scotland Yard terinspirasi ISIS saat melakukan aksinya itu, terlahir dengan nama Adrian Elms dan diyakini teradikalisasi saat dia mendekam di penjara.

Masa lalunya memang dipenuhi kekerasan. Catatan kelamnya diawali pada 2000 ketika dia dipenjara ketika melukai wajah seorang pria setelah keduanya terlibat perdebatan yang bernuansa rasial.

Pada 2003, ketika Masood berusia 39 tahun, dia kembali berurusan dengan hukum setelah menikam menikam hidup seorang pemuda berusia 22 tahun.

Akibat tindakannya itu, sang korban mengalami luka serius di wajahnya dan harus menjalani operasi plastik.

Masood yang saat itu tinggal di kota pesisir di Sussex, juga dijerat dua dakwaan kepemilikan senjata, yaitu sebilah pisau dan pentungan, dan harus menjalani hukuman penjara dalam kasus tersebut.

Meski Masood lolos dari radar aparat keamanan, menteri dalam negeri Inggris Amber Rudd meminta agar dinas intelijen tak langsung dituding sebagai penyebab tragedi tersebut.

"Fakta bahwa dia (Masood) dikenali, bukan berarti kemudian dia berada di bawah pengawasan selama 24 jam," ujar Amber.

Sedangkan Scotland Yard mengatakan, tidak ada laporan intelijen apapun terkait gelagat Masood untuk melakukan sebuah serangan.

Namun, Scotland Yard akhirnya mengakui bahwa nama Khalid Masood bukanlah nama sebenarnya.

Selain menewaskan seorang polisi, aksi Masood di Westminster itu juga menewaskan Aysha Frade (43), seorang guru dan ibu dua anak.

Selain itu, seorang turis AS yang sedang merayakan ulang tahun pernikahan ke-25, Kurt Cochran (54) juga tewas akibat perbuatan Masood.

Satu orang lainnya, pria berusia 75 tahun akhirnya meninggal dunia di rumah sakit pada Kamis (23/3/2017) malam.

Sementara itu, polisi juga menahan istri Masood, Rohey Hydara (39) di Olympic Park, London Timur bersama tujuh orang lainnya.

Tujuh orang lain yang ditahan polisi adalah dua perempuan berusia 21 dan 26 tahun serta lima pria berusia 23-58 tahun. Ketujuh orang ini ditangkap di Birmingham.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com