THESSALONIKI, KOMPAS.com - Kobaran api yang muncul di tengah proses restorasi, merusak masjid bersejarah di era Ottoman di Kota Didymoteicho, Yunani, Rabu (22/3/2017).
Otoritas setempat menyebut api menyebabkan kerusakan serius pada sejumlah bagian di masjid peninggalan abad XV itu.
"Hingga saat ini kami tidak menemukan unsur kesengajaan dalam insiden ini," kata Nathanail Rigas, Kepala Dinas Kebakaran wilayah Thrace, yang berbatasan dengan Turki.
Wali Kota Didymoteicho, Paraskevas Patsouridis, yang dikutip AFP, mengatakan Masjid Bayezid yang dihiasi atap kayu bermotif bunga, mengalami kerusakan parah.
Dia menyebut api muncul pada Rabu pagi. Sejumlah laporan menyebut seluruh atap bangunan itu hancur.
Dibutuhkan lebih dari 50 petugas pemadam kebakaran untuk menanggulangi kobaran api.
Aparat kepolisian setempat ada kobaran api kecil yang diduga muncul dari proses pengelasan, yang muncul pada Selasa. Diduga api yang terjadi Rabu ini adalah kelanjutan dari insiden itu.
Menurut Wali Kota, tidak ada pekerjaan yang sedang berlangsung ketika kebakaran terjadi. Api berkobar sekitar pukul 08.00 WIB, Rabu.
Diinisiasi Sultan Bayezid I, masjid itu kemudian diberi nama sesuai nama Sultan tersebut.
Masjid itu kini menjadi monumen kebudayaan dan tak digunakan untuk shalat. Hal itu menimbang bangunan itu sebagai masjid terbesar di tenggara Eropa.
Bangunan ini juga dikenal dengan keunikan desain arsitektur dan kepentingan sejarah di belakangnya.
Pemeluk agama Islam di wilayah Yunani, Thrace adalah kelompok minoritas. Jumlahnya hanya sekitar 100.000 orang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.