Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lu-Olo Unggul Sementara Pilpres Timor Leste, Siapakah Dia?

Kompas.com - 20/03/2017, 21:23 WIB

DILI, KOMPAS.com - Penghitungan suara pemilihan Presiden Timor Leste memperlihatkan untuk sementara Francisco Guterres, yang lebih dikenal dengan Lu-Olo, unggul atas calon-calon lain.

Siapa Lu-Olo, calon yang mendapat dukungan penuh dari Partai Fretilin dan Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT), dua partai terbesar di Timor Leste ini?

Lu-Olo berasal dari keluarga sederhana dan sama seperti warga Timor Leste lain, ia aktif terlibat dalam gerakan bersenjata untuk membebaskan Timor Leste dari kekuasaan Indonesia.

Setelah referendum tahun 1999 yang menjadi dasar kemerdekaan Timor Leste, Lu-Olo terjun di dunia politik.

Pada 2007, ia mengikuti Pilpres Timor Leste dan kalah saat digelar pemungutan suara putaran kedua.

Ia juga mencalonkan diri di Pilpres 2012, tapi kalah suara dari presiden saat ini, Jose Maria Vasconcelos, yang juga dikenal dengan nama populernya, Taur Matan Ruak.

Matan Ruak sendiri tidak ambil bagian dalam pilpres kali ini, diperkirakan akan menjadi perdana menteri setelah pemilu parlemen pada Juli nanti.

"Saya yakin bisa memenangkan pemilihan dalam satu putaran," kata Lu-Olo kepada para wartawan di Dili, Senin (20/3/2017), setelah memberikan suara.

Meski demikian ia menambahkan bahwa dirinya akan menerima apa pun hasil pemilihan.

Jika tak ada calon yang meraih 50 persen suara, pemilihan putaran kedua akan digelar pada April yang akan datang.

"Saya ingin mengubah nasib warga di semua sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan kehidupan ekonomi yang berkelanjutan," katanya.

Lu-Olo adalah presiden Partai Fretilin dan pada pilpres kali ini mendapat dukungan dari Xanana Gusmao, mantan gerilyawan dan pemimpin CNRT yang memiliki pengaruh besar di panggung politik Timor Leste.

Para pengamat mengatakan, tantangan bagi pemerintah mendatang adalah mengurangi ketergantungan Timor Leste dari penerimaan minyak dan menambah pemasukan dari sumber-sumber lain seperti pertanian dan manufaktur.

Tantangan lain adalah mewujudkan kehidupan politik yang stabil di negara yang baru merdeka pada 2002 lalu.

Damien Kingsbury, pemerhati Timor Leste dari Universitas Deakin, Australia, sebagaimana dilaporkan Agence France Presse, mengatakan, "Persaingan politik (yang tajam) bisa memicu ketegangan." 

Menurut pandangan Kingsbury, Timor Leste bakal dipimpin oleh satu pemerintah persatuan setelah pemilu parlemen digelar.

Sekalipun demikian, Kingsbury juga mengatakan, akuntabilitas pemerintah bisa melemah jika tidak ada oposisi yang kuat

Selain Lu-Olo, ada tujuh kandidat lain bertarung serta dalam Pilpres tahun ini, pilpres pertama sejak pasukan PBB mundur dari Timor Leste pada 2012.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com