WHEELING, KOMPAS.com — Ketika Mike Lujano dan George Lenz mengibarkan bendera pelangi di luar tempat usaha mereka di sebuah bangunan bergaya Victoria di Market Street, 20 tahun lalu.
Saat itu mereka menemukan bahwa hanya beberapa tetangga saja di daerah konservatif di Wheeling, West Virginia, AS, itu tahu bahwa bendera itu simbol hak-hak gay.
Pasangan menikah itu adalah pemilik salon Edna's di kota industrial berpenduduk 28.000 orang, di kaki Pegunungan Appalachian.
Mereka itu tidak pernah bermimpi bahwa suatu hari mereka akan ada di rapat dewan kota yang penuh sesak.
Kini, 20 tahun kemudian, mereka menyambut gembira disahkannya aturan anti-diskriminasi terhadap orientasi seksual dan identitas jender.
Melawan stereotip dalam perang budaya AS terhadap hak-hak lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), Wheeling termasuk dalam gelombang kota-kota kecil baru-baru ini yang mengeluarkan aturan-aturan perlindungan tersebut.
Kota-kota kecil itu banyak di antaranya ada di wilayah basis pendukung Presiden AS, Donald Trump.
Sekitar 50 kotamadya di 15 negara bagian AS telah mengeluarkan aturan non-diskriminasi LGBT sejak 2015, ketika pernikahan sesama jenis disahkan di seluruh negeri.
Lebih dari setengah kota-kota itu terletak di daerah-daerah yang mendukung Trump dalam pemilihan umum November, dan semua ada di negara-negara bagian yang dimenangkan olehnya, demikian analisis Reuters.
Para kepala daerah setempat mengatakan bahwa menerima keragaman bukan hanya hal yang benar, tapi perlu untuk menarik lapangan kerja dan investasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.