Baca: 20 Anak-anak Asrama Tewas, Guatemala Tetapkan Tiga Hari Berkabung
Protes dan perlawanan
Di pintu masuk RS Roosevelt, Claudia Tecun masih tak mampu membendung air matanya.
Perempuan ini tak henti-hentinya menangis saat menyaksikan tubuh putrinya, Noemi Tecun Munoz terbaring di ruang perawatan.
Gadis berumur 17 tahun itu mengalami luka bakar hingga 70 persen.
"Para dokter mengatakan, tak ada harapan besar dia akan tetap hidup," kata Claudia sambil terisak.
"Saya mendengar di berita, anak saya menjadi salah satu pelaku yang melakukan pembakaran di tempat itu. Itu tidak benar," kata dia.
"Anak perempuan saya tak mungkin mencoba menghabisi nyawanya sendiri," tegas Claudia.
Memang beredar kabar, termasuk dari kerabat korban lainnya, bahwa sejumlah gadis penghuni asrama itu melakukan pembakaran kasur.
Mereka melakukan itu sebagai bentuk perlawanan atas penangkapan setelah mereka yang sempat melarikan diri malam sebelumnya.
Remaja-remaja itu kabur dari tempat penampungan karena tak sanggup menghadapi penganiayaan, makanan yang buruk, dan ketakutan akan pemerkosaan.
Seperti yang diberitakan, awalnya ada 19 gadis yang dinyatakan tewas di lokasi kejadian.
Jumlah itu pun kian hari semakin bertambah. Kini ada 17 nyawa lain yang melayang menyusul luka bakar parah yang mereka alami.
Baca: Kebakaran Asrama Putri yang Dipicu Kericuhan Sudah Renggut 29 Nyawa
Salah satu kesaksian diungkapkan oleh Geovany Castillo.