Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Lembur Dipotong Ribuan Buruh di Australia Berunjuk Rasa

Kompas.com - 10/03/2017, 14:28 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com - Pemerintah negara bagian Victoria, Australia menggelar penyelidikan terkait pemotongan upah lembur ribuan kararyawan di wilayahnya.

Bulan lalu, Komisi Ketenagakerjaan Australia mengumumkan, upah lembur untuk mereka yang bekerja di hari Minggu dan di hari libur umum akan dikurangi.

Mereka yang terkena dampak pemotongan uang lembur in adalah para pekerja di sektor industri ritel, perhotelan, farmasi, dan makanan cepat saji.

Pemerintah Federal Australia berpendapat, langkah itu memungkinkan perusahaan untuk beroperasi lebih lama pada akhir pekan sekaligus meningkatkan lapangan kerja.

Namjun, Partai Buruh berupaya keras menghentikan perubahan itu dan serikat pekerja sangat menentang pemotongan uang lembur tersebut.

Menteri Utama Victoria, Daniel Andrews mengatakan, komite terpilih akan menyelidiki peran negara bagian dalam melindungi para pekerja.

Ia menjelaskan, pemerintah Victoria akan menggunakan temuannya untuk melobi perdana menteri agar mencabut keputusan tersebut.

"Penyelidikan parlemen ini akan memungkinkan kami untuk mendengar begitu banyak cerita sedih, begitu banyak cerita tentang pemotongan yang kejam, itu akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap sejumlah keluarga di negara bagian kami,” kata dia.

"Kami ingin memastikan bahwa ketika kami sedang melobi, ketika kami berdebat dan berdiskusi, kami memiliki gambaran yang terbaik dan terakurat," Andrews menegaskan sambil mengatakan laporan ini akan diajukan pada September.

Tak lama setelah pengumuman tersebut, ribuan serikat pekerja berunjuk rasa di Melbourne untuk memprotes pemotongan upah lembur tersebut.

Sekretaris Dewan Perdagangan Victoria, Luke Hilakari mengatakan, sekitar 15.000 orang ambil bagian dalam aksi itu.

Mantan Perdana Menteri John Howard diejek para pengunjuk rasa di Sydney. Aksi lainnya berlangsung di Brisbane.

Salah satu peserta aksi, Daniel Bradley mengatakan, pemotongan upah lembur untuk para pekerja ritel dan perhotelan akan memiliki dampak yang lebih luas.

"Ketika Anda memotong upah pekerja, ada sedikit uang yang akan kembali ke perekonomian," sebutnya.

Beberapa anggota serikat pekerja konstruksi, kehutanan, pertambangan, dan energi (CFMEU) yang turut dalam aksi tersebut mengatakan, mereka khawatir pemotongan upah lembur itu juga diberlakukan untuk industri lain.

"Kami memiliki jam kerja yang panjang dan sebagian besar dari itu terhitung dalam upah lembur, dan kami mengandalkan upah ini untuk bertahan hidup," ungkap salah satu anggota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com