Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pengungsi Rohingya Pilih Mati di Myanmar, daripada Ditelan Banjir di Banglades"

Kompas.com - 08/03/2017, 20:34 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Ribuan warga Rohingya yang mengungsi ke Banglades, menyusul kekerasan yang mereka alami di Myanmar, kembali ke tanah kelahiran mereka.

Bukan karena perdamaian sudah terwujud. Namun karena Pemerintah Banglades akan memukimkan para pengungsi itu di Pulau Thengar Char.

Pulau yang berada di Teluk Benggala itu dikenal rawan banjir.

Hingga saat ini tercatat, hampir 73.000 pengungsi Rohingya masuk ke Banglades sejak Oktober lalu.

Derasnya arus pengungsi terjadi menyusul kekerasan yang dilakukan militer Myanmar kepada warga minoritas tersebut.

Sebagian besar dari warga Rohingya itu menuju ke kamp-kamp pengungsi yang sudah penuh sesak di wilayah Cox Bazar.

Cox Bazar adalah sebuah kawasan resor wisata di Banglades, yang berbatasan dengan Myanmar.

Kondisi itu memaksa Pemerintah Banglades memikirkan alternatif solusi, dengan memindahkan mereka ke pulau yang belum dikembangkan itu.

Noor Hafiz, Pimpinan komunitas Rohingya mengatakan kepada AFP, Rabu (8/3/2017), setidaknya lebih dari 5.000 pengungsi memilih kembali ke Myanmar, meskipun masih ada risiko kekerasan di sana.

"Mereka memilih mempertaruhkan nyawa dan tewas terbunuh peluru, ketimbang mati karena bencana alam," kata Noor Hafiz.

"Orang-orang menjadi sangat peduli ketika mendengar rencana relokasi tersebut. Kami mendengar, pulau itu akan tenggelam saat musim hujan. Kini kami hanya berharap ada perbaikan di Myanmar."

Hafiz mengatakan, ada sekitar 3.000 orang yang telah meninggalkan penampungan tempat dia mengungsi.

Sementara, 2.000 orang lainnya pergi dari tenda-tenda pengungsi lain yang belum lama dibangun. 

"Mereka bilang, mereka tak mau mati akibat terkena banjir bandang," kata Dudu Mia, seorang tetua Rohingya di kamp pengungsi Leda.

Teluk Benggala selama ini dikenal sering dilanda angin siklon.

Angin siklon adalah angin yang masuk ke daerah pusat tekanan rendah (daerah depresi) yang dikelilingi oleh wilayah-wilayah pusat tekanan tinggi kemudian berputar mengelilingi garis-garis isobar.

Kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia menyebut rencana Pemerintah Banglades untuk mengisi Pulau Thengar Char itu sebagai kebijakan konyol.

Meskipun demikian, Pemerintah Banglades telah memerintahkan pembangunan dermaga, helipad dan fasilitas lain di pulau seluas 2.430 hektar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com