Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Trump bagi Enam Negara Muslim Akan Turunkan Jumlah Wisatawan

Kompas.com - 08/03/2017, 05:55 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperbarui larangan memasuki AS bagi warga enam negara berpenduduk mayoritas Muslim takkan mengurangi dampak terhadap sektor pariwisata.

Sekretaris Badan Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-bangsa, Taleb Rifai, mengatakan hal itu pada Selasa (7/3/2017) di Berlin, Jerman.

"Orang-orang tidak akan mau datang ke tempat yang tidak membuat mereka nyaman," kata Rifai kepada Reuters.

Dia berbicara sebelum pembukaan pameran perdagangan pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin, yang dimulai Rabu (8/3/2017) ini.

Trump, Senin (6/3/2017), menandatangani sebuah perintah eksekutif yang telah diperbarui menyangkut keimigrasian setelah perintahnya yang terdahulu, yang diteken pada 27 Januari, dibloki oleh hakim pengadilan federal.

Berdasarkan perintah eksekutif hasil revisi itu, para warga dari enam negara berpenduduk mayoritas Muslim dilarang masuk ke AS.

Enam negara itu, yakni Iran, Libya, Suriah, Somalia, Sudan, dan Yaman. Perintah eksekutif yang telah diperbarui itu mengeluarkan Irak dari daftar sebelumnya.

"Ini bukan sekadar masalah negara-negara mana yang masuk daftar, ini lebih kepada soal perilaku," kata Rifai.

Pekan lalu, Rifai mengatakan bahwa AS telah kehilangan potensi pendapatan sebesar 185 juta dollar AS (sekitar Rp 2,4 triliun) setiap bulannya setelah larangan pertama diterapkan.

AS juga akan kehilangan puluhan juta dollar lagi setiap bulan jika kebijakan serupa terus diterapkan.

Menurut data bulan ini dari perusahaan analisa pariwisata, ForwardKeys, kekuatan minat kunjungan ke AS dalam beberapa bulan mendatang sudah melemah.

Namun, penurunan minat berkunjung ke AS diperkirakan takkan berdampak pada minat kunjungan wisata secara umum.

Rifai mengatakan, jumlah wisatawan asing diperkirakan akan tumbuh tiga atau empat persen tahun ini dibandingkan tahun lalu, yang saat itu berjumlah 1,24 miliar orang.

"Dunia telah membuka diri sedemikian hebatnya. Sekarang begitu banyak pilihan. Kalau ingin berjudi, kita tidak harus pergi ke Las Vegas, sebagai gantinya kita bisa ke Makau," ujarnya.

Lembaga pengamat pasar Euromonitor memperkirakan, jumlah wisatawan yang masuk AS hingga tahun 2020 bakal turun menjadi 84,2 juta dari 85,2 juta di tengah ketakpastian soal larangan masuk ke AS.

Caroline Bremner, Kepala Penelitian Perjalanan di Euromonitor,mengatakan, tujuh negara (kini enam negara) termasuk dalam larangan perjalanan ke AS itu aslinya hanya mewakili 0,1 persen dari total wisatawan yang masuk AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com