Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Mulai Pasang Sistem Rudal THAAD di Korea Selatan

Kompas.com - 07/03/2017, 17:07 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Militer AS mengumumkan telah memulai pemasangan sistem pertahanan rudal di Korea Selatan.

Terminal High-Altitude Area Defense System (THAAD) dirancang untuk mempertahankan diri dari ancaman Korea Utara. Sistem THAAD menembak rudal dengan daya jangkau rendah dan sedang yang sedang mengudara.

Pemasangan sistem tersebut dilakukan sehari setelah Korea Utara meluncurkan empat rudal balistik yang melanggar sanksi internasional.

Namun, rencana pemasangan ini menimbulkan kecemasan banyak kalangan di Korea Utara maupun Korea Selatan, juga di wilayah sekitarnya.

Sementara, China geram akan apa yang dipandangnya sebagai pelanggaran batas oleh militer AS.

Sedangkan, banyak warga Korea Selatan yakin sistem pertahanan itu akan menjadi target, membahayakan orang-orang yang tinggal di sekitar situs militer.

Pada Jumat (3/3/2017), Pyongyang mengancam, akan menembakkan rudal sebagai respon dimulainya latihan militer AS-Korea Selatan.

Latihan bersama yang diadakan setiap tahun itu membuat Korea Utara panas, yang memandangnya sebagai persiapan untuk invasi dari Korea Selatan.

Lalu pada Senin (6/3/2017), Korut menembakkan empat rudal dari wilayah Tongchang-ri, dekat perbatasan dengan China.

Jenis proyektil yang digunakan belum jelas, namun tiga rudal terbang sejauh 1.000 kilometer dan jatuh di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang.

Laksamana Herry Harris, komandan Komando Pasifik Selatan, mengatakan peluncuran tersebut mengonfirmasi kebijaksanaan keputusan aliansi tahun lalu untuk memasang THAAD di Korea Selatan.

Pemasangan itu disetujui pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama, tetapi Harris mengatakan AS dengan tegas menghormati komitmen aliansi dengan Korea Selatan dan siap mempertahankan diri, tanah air Amerika, dan sekutunya.

AS memiliki sekitar 24.000 personel militer yang kini ditempatkan di Korea Selatan.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan,  dia dan Presiden AS Donald Trump setuju peluncuran rudal Korut merupakan tantangan bagi kawasan dan internasional.

Korea Utara berulang kali mengatakan, program rudal dan luar angkasanya dibangun untuk perdamaian.

Namun, negara itu diyakini tengah mengembangkan rudal balistik antarbenua yang dapat digunakan untuk menyerang AS.

Korea Utara juga menguji coba lima perangkat nuklir, tetapi kebanyakan pengamat yakin mereka masih jauh untuk mampu melakukan miniaturisasi hulu ledak nuklir sehingga dapat diangkut rudal.

Pyongyang mengatakan peluncuran rudal baru-baru ini dipantau langsung sang pemimpin Kim Jong Un dan dilakukan unit yang ditugaskan untuk menyerang markas AS di Jepang.

Kantor berita KCNA melaporkan, Kim Jong Un memuji rudal tersebut karena sangat akurat, mereka terlihat bagaikan kelompok akrobat yang terbang dalam suatu formasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com