Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Yaman Diserukan Gabung dengan Milisi Houthi Lawan Arab Saudi

Kompas.com - 03/03/2017, 19:32 WIB

SANA’A, KOMPAS.com - Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Kamis (2/3/2017), menyeru militer agar bergabung dengan pemberontak Houthi dalam perang perbatasan melawan pasukan Arab Saudi.

Seruan itu, yang diudarakan oleh media yang dikuasai Houthi, mengisyaratkan peningkatan ketegangan militer lebih jauh dengan negara tetangga Yaman, Arab Saudi, yang memimpin koalisi militer negara.

Kebanyak militer Yaman mendukung Presiden Yaman tersingkir, Abdu Rabbo Mansur Hadi, melawan pemnberontak Houthi yang didukung oleh pemerintah Iran.

"Saya menyerukan kementerian pertahanan agar mengerahkan pasukan bersenjata ke garis depan untuk memperkuat pasukan rakyat (Houthi) di medan tempur perbatasan," kata Saleh dalam pidato pada pertemuan dengan pemimpin senior partainya dulu, Kongres Rakyat Umum.

Kementerian Pertahanan Yaman telah berada di bawah kekuasaan Houthi Houthi sejak anggota militer pemberontak itu merebut Sana’a, ibu kota Yaman, pada September 2014.

Namun, Tentara Nasional Yaman telah bersikap netral sejak itu dan juga tetap netral setelah anggota Houthi menggulingkan Presiden Hadi, yang diakui masyarakat internasional, dan memaksa dia bersama pemerintahnya hidup di pengasingan di Arab Saudi.

Di dalam pidatonya, Saleh juga kembali mengeluarkan seruan agar milisi Houthi tidak mengadakan pembicaraan damai lagi dengan Presiden Hadi dan pemerintahnya. Ia menggambarkan Pemerintah Hadi sebagai "tentara bayaran".

Tindakan itu dengan jelas menunjukkan peningkatan militer lebih lanjut, terutama setelah beberapa kali babak pembicaraan yang diperantarai oleh PBB mengalami kegagalan.

Tindakan Saleh dilakukan saat pertempuran di perbatasan meningkat selama beberapa hari belakangan.

Pasukan Arab Saudi telah berusaha bergerak maju ke dalam Provinsi Saada di Yaman utara, kubu utama kelompok Houthi dan pemimpin agamanya, Abdul Malik al-Houthi.

Koalisi Arab Saudi juga mengerahkan pasukan dan petempur yang setia kepada Hadi ke kota pelabuhan di Laut Merah, Hodeidah dan Mokha, yang berdekatan dengan Saada, dalam upaya mengepung Sana'a, kubu kedua gerilyawan Houthi dan pasukan yang setia kepada Saleh.

Saleh dipaksa meninggalkan pusat pemerintahnya pada 2012, setelah satu tahun protes rakyat, yang dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin, yang belakangan bersekutu dengan Presiden Hadi.

Para pejuang Houthi, yang merebut kekuasaan di Yaman utara, telah memerangi pasukan Arab Saudi di perbatasan sejak koalisi militer pimpinan Arab Saudi ikut campur dalam konflik Yaman pada Maret 2015 melalui serangan udara dan darat.

Operasi itu bertujuan memulihkan kembali kekuasaan Presiden Hadi, yang mengendalikan pemerintahan dengan berpusat di Aden, Yaman selatan.

Lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas, dan lebih dari tiga juta orang lagi meninggalkan rumah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com