KOMPAS — Arab Saudi di bawah kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz memulai era baru dalam membangun keseimbangan hubungan politik, ekonomi, dan budaya.
Era baru itu ditandai upaya Arab Saudi dengan menancapkan kaki hubungan dengan Barat dan Timur secara seimbang.
Membangun keseimbangan hubungan itu kini merupakan keniscayaan bagi Arab Saudi, khususnya pada era Raja Salman bin Abdulaziz yang mengusung Visi Arab Saudi 2030.
Mewujudkan Visi Arab Saudi 2030, yang meletakkan proyek "Arab Saudi pasca era energi", sangat membutuhkan mitra dari berbagai belahan bumi, termasuk Asia.
Bahkan, Asia bisa jadi ditarget sebagai mitra utama dalam mewujudkan Visi Arab Saudi 2030 tersebut.
Era baru itu bisa dilihat dari lawatan panjang Raja Salman ke sejumlah negara Asia selama satu bulan, dari akhir Februari hingga akhir Maret.
Negara-negara yang dikunjungi Raja Salman adalah Malaysia, Indonesia, Brunei, Jepang, China, Maladewa, dan berakhir dengan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Amman, Jordania, pada akhir Maret nanti.
Bahkan, untuk tempat liburan pun Raja Salman juga sudah melirik ke Timur, yakni Pulau Bali dan Maladewa.
Di Bali, Raja Salman dan rombongan akan menghabiskan waktu sekitar 6 hari, 4-9 Maret ini.
Selama ini, orientasi Arab Saudi di berbagai bidang selalu ke Barat, khususnya Amerika Serikat. Sebaliknya, Arab Saudi selalu melihat Timur dengan sebelah mata.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.