Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Jadi Tempat Perekrutan Militan, Masjid Berlin Digeledah

Kompas.com - 28/02/2017, 17:40 WIB

BERLIN, KOMPAS.com – Polisi Jerman, Selasa (28/2/2017), menggeledah 24 lokasi, termasuk sebuah masjid kecil di Berlin. Masjid itu dikunjungi Anis Amri, tersangka yang menabrak kerumunan pengunjung bazar Natal 2016 dengan sebuah truk yang dibajaknya.

Seluruhnya 460 polisi dikerahkan untuk menggeledah sejumlah apartemen, dua pusat bisnis, dan enam sel di dua penjara di ibu kota Jerman itu untuk mendapatkan bukti yang menguatkan keterlibatan kelompok Islam radikal.

Namun demikian, seperti dilaporkan Agence France-Presse, tidak seorang pun yang ditangkap dalam operasi yang dilakukan pada Selasa dini hari itu.

Pihak berwenang mengatakan, sebuah tempat ibadah bagi umat Islam di Berlin, yang dikenal sebagai Fushshilat 33 telah secara resmi dilarang, sesuai perintah pengadilan pada 15 Februari.

Aparat keamanan telah berulangkali mengatakan bahwa ruangan masjid di sebuah apartemen di Berlin telah digunakan sebagai tempat ibadah bagi sekelompok kecil Muslim yang bersimpati dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Handout / POLICE JUDICIAIRE / AFP Tersangka pelaku serangan truk di Berlin yang menewaskan 12 orang, Anis Amri dikabarkan tewas ditembak polisi Italia, Jumat (23/12/2016).
Tempat yang seharusnya digunakan untuk beribadah diduga telah disalahgunakan untuk ruang perekrutan militan ISIS dan mengumpulkan dana untuk berjihad di Suriah.

Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Berlin, Andreas Geisel, yang bertanggung jawab atas urusan keamanan, mengatakan, asosiasi Fushshilat 33 baru saja mengakhiri kontrak untuk penggunaan ruang sebagai tempat ibadah.

Amri sudah ada beberapa kali mengunjungi masjid itu sebelum ia membajak sebuah truk pada 19 Desember, membunuh seorang sopir berkebangsaan Polandia, lalu memakai truk itu untuk menabrak pengunjung pasar Natal di Berlin yang menyebabkan 11 orang tewas. Kelompok ISIS mengklaim sebagai dalangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com