NEW YORK, KOMPAS.com - Charles Harder, Pengacara Ibu Negara Amerika Serikat Melania Trump mengajukan lagi gugatan terkait kasus pencemaran nama baik terhadap surat kabar Inggris Daily Mail, dengan perubahan rumusan.
Dalam gugatan awal disebutkan Melania Trump telah kehilangan kesempatan sekali seumur hidup untuk meraih keuntungan dalam bisnisnya, akibat artikel yang dimuat Daily Mail.
Gugatan awal itu membuat para pengamat mempertanyakan apakah ia bermaksud memperoleh sesuatu yang bersifat finansial dari kedudukannya sebagai Ibu Negara?
Dalam berita yang dipermasalahkan itu, Daily Mail menuduh Melania pernah berprofesi sebagai seorang perempuan pendamping, sebelum kemudian mencabut artikel itu.
Melania Trump menuntut ganti rugi senilai 150 dollar AS atau kira-kira hampir Rp 2 triliun atas pemberitaan itu.
Baca: Sasar Ganti Rugi Rp 2 Triliun, Melania Trump Kembali Gugat Daily Mail
Disebutkan pula dalam gugatan awal, Melania Trump memiliki kesempatan unik, sekali seumur hidup, untuk meluncurkan merek komersial berdimensi luas, dalam berbagai kategori produk.
Masing-masing bisa menghasilkan berjuta-juta dollar AS dari hubungan bisnis bertahun-tahun saat Melania menjadi salah satu perempuan yang paling banyak difoto di seluruh dunia.
Kategori-kategori produk itu meliputi pakaian, aksesoris, sepatu, perhiasan, kosmetik, perawatan rambut, perawatan kulit dan wewangian.
Menjawab berbagai kecaman kepada media AS, Charles Harder membantah tudingan Melania Trump memiliki rencana untuk meraup keuntungan dari statusnya sebagai Ibu Negara.
"Itu hal yang tidak mungkin. Setiap pernyataan yang bertentangan dengan pernyataan ini, pasti merupakan kesalahpahaman," kata dia dalam sebuah pernyataan.
Gugatan terbaru ini diajukan di New York, Jumat (17/2/2017) lalu, dan berfokus pada tekanan emosional yang diderita akibat laporan Daily Mail.
"Pernyataan yang berisi kebohongan dan fitnah tentang Melania Trump telah menyebabkan kerusakan luar biasa bagi reputasi profesional maupun personal dan prospek peluang ekonominya," kata dia.
"Serta tekanan emosional akibat penghinaan signifikan itu," sambungnya.
Saat menarik kembali artikel yang dimuat pada 20 Agustus itu, Daily Mail mengatakan mereka tidak berniat untuk menyatakan atau menunjukkan bahwa tuduhan ini benar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.