Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Suasana Pusat Perbelanjaan Pertama di Jalur Gaza

Kompas.com - 23/02/2017, 13:40 WIB

Haniya menolak menyebut merek-merek ternama itu tetapi beberapa merek internasional seperti KFC dan Domino's Pizza beroperasi di Tepi Barat.

Perekonomian Gaza ambruk ketika kelompok Hamas menguasai wilayah itu pada 2007 dari Otorita Palestina yang didukung dunia internasional.

Tak butuh waktu lama, Mesir dan Israel memberlakukan blokade yang diklaim untuk mencegah Hamas mengimpor senjata.

Blokade ekonomi ini ditambah tiga kali perang melawan Israel mengakibatkan perekonomian Gaza nyaris tak berputar.

Kini, hampir 80 persen dari sekitar 2 juta penduduk Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Angka pengangguran di atas 40 persen serta listrik dibatasi hanya delapan jam sehari.

Israel dan Mesir yang menjadi musuh Hamas bahkan melarang siapapun keluar atau masuk ke Jalur Gaza.

Capital Mall menghabiskan 500 dolar atau hampir Rp 7 juta untuk membeli solar tiap 10 jam agar generator tetap beroperasi dan listrik terus menyala.

Pemilik pusat perbelanjaan ini dikenal sebagai pengelola jaringan toko kopi, makanan ringan, dan rempah-rempah "Mazaj" di Jalur Gaza.

Pemilik mal ini tak memiliki kaitan dengan Hamas, meski kelompok itu mendapat keuntungan dari pajak yang dibayarkan pusat perbelanjaan itu.

Kehadiran mal ini sangat membahagiakan rakyat Gaza, seakan menjadi pengalih dari kerasnya kehidupan di wilayah itu.

"Kami harap di masa depan ada mal yang lebih besar seperti yang kami lihat di negara lain," kata Ibtessam Awaja, perempuan berusia 50 tahun yang pernah pergi ke Arab Saudi, Mesir, dan Jordania.

Haniya mengatakan, sejak dibuka mal ini selalu beroperasi penuh. Namun, dia khawatir sebagian besar orang datang hanya untuk melihat-lihat dan jumlah pengunjung juga terus menurun.

"Saat kami memulai operasional mal ini empat tahun lalu, kami berharap situasi akan berubah lebih baik, tetapi nyatanya tak ada perubahan," kata Haniya.

"Namun, kami berharap dalam beberapa hari kondisi akan menjadi lebih baik," tambah Haniya berusaha untuk terus optimistis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com