Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Spesies Katak Baru Berukuran Sebesar Uang Logam

Kompas.com - 23/02/2017, 11:14 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com — Sejumlah ilmuwan menemukan empat ekor katak jenis baru yang memiliki ukuran sangat kecil, bahkan bisa bertengger di atas kuku manusia atau uang logam.

Katak yang tergolong terkecil di dunia ini hidup di dasar hutan-hutan India dan bersuara seperti serangga pada malam hari.

Selain jenis yang berukuran mini, tiga spesies lebih besar juga ditemukan, sehingga total ditemukan tujuh ekor katak malam di wilayah Ghats Barat.

Kawasan pegunungan yang membentang paralel dengan garis pantai barat India itu dihuni ratusan tanaman dan hewan yang terancam punah.

Para ilmuwan menemukan spesies baru itu setelah beberapa tahun eksplorasi di hutan Kerala dan Tamil Nadu.

"Katak kecil ini bisa bertengger dengan nyaman pada koin atau kuku," kata Sonali Garg dari Universitas Delhi, salah satu tim penemu spesies baru tersebut.

"Kami terkejut menemukan bahwa hewan ukuran mini ini ternyata melimpah dan cukup umum secara lokal," imbuh Garg.

"Mereka mungkin terabaikan oleh para peneliti karena ukurannya yang sangat kecil, habitatnya rahasia, dan suaranya seperti serangga," kata Garg.

Kelompok katak malam, Nyctibatrachus, sebelumnya memiliki 28 spesies yang sudah terdaftar. Tiga di antaranya berukuran sangat mini, yaitu kurang dari 18 mm.

Spesies baru ini diidentifikasi melalui studi DNA, ciri-ciri fisik, dan pola suara.

Kelompok katak yang adalah hewan asli Ghats Barat India merupakan keturunan dari keluarga katak purba yang hidup pada 70-80 juta tahun silam.

Sebagian besar katak jenis baru itu hidup dekat dengan wilayah tempat tinggal manusia, di luar habitat yang dilindungi.

Profesor SD Biju dari Universitas Delhi, yang memimpin penelitian, telah menemukan lebih dari 80 spesies baru hewan amfibi dari India.

"Lebih dari 32 persen, yang merupakan sepertiga spesies katak di Ghats Barat, sudah terancam punah," kata Profesor Biju.

"Dari tujuh spesies baru yang ditemukan, lima di antaranya menghadapi ancaman terkait kegiatan manusia, ancaman antropogenik, dan memerlukan prioritas konservasi segera," tambah dia.

Dr Laurence Jarvis, kepala konservasi lembaga Froglife, Inggris, mengatakan, temuan itu signifikan secara global.

"Wilayah yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayati ini mengandung banyak spesies amfibi unik, dan daerah itu terancam akibat meningkatnya gangguan manusia," kata Dr Jarvis.

"Penemuan spesies baru akan meningkatkan pemahaman kita tentang prioritas konservasi untuk amfibi di wilayah tersebut," tambah Dr Jarvis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com