KUWAIT CITY, KOMPAS.com - Sebuah rumah sakit baru di Kuwait memutuskan tidak akan melayani semua warga asing di neger itu. Demikian pernyataan pemerintah Kuwait, Rabu (22/2/2017).
Langkah ini dianggap sebagai sebuah keputusan diskriminatif terhadap jutaan pekerja migran miskin di negeri kaya minyak tersebut.
RS Jaber yang dibangun dengan biaya 304 juta dolar atau lebih dari Rp 13 triliun yang berjarak 20 menit dari pusat kota Kuwait City.
Rumah sakit ini adalah fasilitas kesehatan publik pertama yang dibangun di negeri itu sejak 1984.
Penduduk Kuwait menerima layanan kesehatan gratis, meski sebagian besar warga negara Barat yang tinggal di negeri itu memilih asuransi swasta.
Sebagian besar warga asing, terutama dari sesama negara Arab dan Asia, memilih menggunakan rumah sakit pemerintah yang disubsidi negara.
Para pengusaha pada umumnya membayar premi asuransi kesehatan 50 dinar atau sekitar Rp 2 juta per pekerja tiap tahun.
Sekitar 70 persen dari 4,2 juta penduduk Kuwait diperkirakan lahir di luar negeri.
"Buruh migran mendapatkan visa kerja, sehingga mereka harus diperlakukan dengan layak," kata Dr Yusef al-Muhanna, dokter bedah berusia 34 tahun.
Dikriminasi ini menurut Al-Muhanna melanggar sumpah seorang dokter.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.