Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun TV Jepang Siarkan Rekaman Serangan terhadap Kim Jong Nam

Kompas.com - 20/02/2017, 10:42 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Stasiun televisi Fuji TV Jepang, Senin (20/2/2017), merilis rekaman CCTV yang menunjukkan detik-detik serangan yang akhirnya menewaskan Kim Jong Nam.

Rekaman CCTV, yang juga dirilis di sejumlah situs berita, memperlihatkan dua sudut berbeda saat seorang perempuan mengenakan kaus berwarna putih menarik wajah seorang pria dari belakang dengan kedua tangannya lalu kabur.

Perempuan kedua juga terlihat berjalan santai ke arah lain setelah serangan itu. Belum jelas apakah perempuan kedua itu terlibat dalam serangan tersebut.

Setelah adegan itu terlihat, seorang pria paruh baya terjatuh dan mengusap wajahnya usai serangan itu.

Tak lama kemudian, pria itu meminta tolong sambil menunjuk-nunjuk wajahnya sebelum akhirnya dibawa ke klinik bandara.

Rekaman lainnya menunjukkan pria itu, yang diyakini adalah Kim Jong Nam, berada di dalam klinik dan mendapatkan bantuan medis.

Sejauh ini, keaslian rekaman CCTV itu belum dapat diverifikasi secara independen, dan belum ada pernyataan apa pun terkait masalah ini.

Dalam jumpa pers pada Minggu (19/2/2017), Kepolisian Malaysia mengatakan, korban mengadu kepada petugas bandara bahwa dua perempuan menyiram wajahnya dengan cairan.

Kim Jong Nam sendiri akhirnya meninggal dunia di rumah sakit setelah sempat mendapatkan perawatan di klinik Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).

Pembunuhan Kim Jong Nam ini memicu perselisihan diplomatik antara Malaysia dan Kedubes Korea Utara yang menolak otopsi serta mendesak agar jenazah kakak tiri Kim Jong Un itu diserahkan kepada Pemerintah Korea Utara.

Sementara itu, harian The Star mengabarkan, empat warga Korea Utara meninggalkan Malaysia sehari setelah serangan itu terjadi.

Keempat orang itu diyakini kembali ke Pyongyang lewat Jakarta, Dubai, dan Vladivostok, Rusia.

Pemerintah AS dan Korea Selatan yakin, Kim Jong Nam dibunuh agen-agen intelijen Korea Utara.

Kim Jong Nam (46) selama ini tinggal di Makau di bawah perlindungan Beijing. Dia beberapa kali menentang keluarga Kim yang mengendalikan sepenuhnya negeri tertutup itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com