Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2017, 13:07 WIB
EditorPascal S Bin Saju

Satu teori, mereka mungkin terdorong ke daratan oleh hiu, setelah bekas gigitan ditemukan pada beberapa paus yang mati.

Herb Christophers dari departemen konservasi Selandia Baru mengatakan pada BBC bahwa paus-paus ini berusaha untuk mencapai puncak South Island, tapi jika navigasi mereka salah, maka mereka terdampar di pantai.

Di perairan dangkal, penggunaan gema lokasi paus menjadi tak berfungsi. "Sulit jika paus tersesat di sana," katanya.

Pakar mengatakan bahwa paus-paus yang terdampar ini akan mengirimkan tanda bahaya dan memberi tahu anggota kumpulan mereka lainnya, yang kemudian ikut terdampar oleh gelombang surut.

Kadang-kadang paus-paus ini sudah tua, sakit, atau terluka.

Andrew Lamason, dari departemen konservasi Selandia Baru, mengatakan bahwa paus yang kembali mengambang sudah ditandai, dan kumpulan yang baru datang belum ditandai, sehingga diketahui mereka adalah kelompok baru.

Menurutnya, 20 paus sudah dimatikan secara manusiawi oleh pekerja konservasi karena berada dalam kondisi yang buruk.

Petugas kini sedang mencari cara untuk membuang bangkai paus.

Lamason mengatakan bahwa membawanya ke laut bisa menyebabkan masalah baru karena bangkai paus bisa menjadi penuh gas dan mengambang ke teluk-teluk yang berpenduduk.

Insiden terbaru di Selandia Baru dilaporkan pada Kamis malam, namun kondisinya terlalu berbahaya saat itu untuk melakukan operasi penyelamatan.

Selandia Baru memiliki tingkat terdampar tertinggi di dunia, dan sekitar 300 lumba-lumba serta paus terdampar di pantai-pantai setiap tahunnya, menurut Project Jonah.

Insiden ini banyak terjadi di Farewell Spit. Pada Februari 2015, sekitar 200 paus terdampar di lokasi yang sama, dan sekitar separuhnya mati. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com