Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Duterte Dapat Peringatan dari "Penakluk Pablo Escobar"

Kompas.com - 08/02/2017, 12:16 WIB

KOMPAS.com - César Gaviria yang memimpin pertempuran berdarah menumpas kartel narkoba di Kolombia pada awal dekade 90-an, mengingatkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Menurut mantan Presiden Kolombia itu, perang melawan obat-obatan terlarang tak bisa dimenangkan hanya dengan menerjunkan pasukan bersenjata. 

“Menerjunkan lebih banyak serdadu dan polisi di tengah komunitas pengguna obat terlarang tak cuma membuang uang, tapi juga membuat masalah menjadi lebih buruk."

Demikian kalimat yang ditulis Gaviria dalam sebuah kolom yang dimuat di harian the New York Times edisi 7 Februari 2017.

Dalam tulisan itu, Gaviria pun menyebut bahwa dia telah mempelajari pengertian itu dengan kerja keras. 

César Gaviria menjabat sebagai Presiden Kolombia pada rentang 1990-1994.

Di masa pemerintahannya, Gaviria bekerja sama erat dengan Amerika Serikat, dan sukses mematahkan ikon perdagangan obat terlarang Kolombia, Pablo Escobar. 

Gaviria menegaskan, hasil yang dia capai kala itu ditebus dengan pengorbanan luar biasa. 

Dia mencatat bagaimana perang yang dilakoninya melawan kartel narkoba menimbulkan beragam persoalan baru, seperti aksi pembunuhan, korupsi, dan menyebarnya persoalan ke negara tetangga.  

Saat ini, otoritas keamanan Filipina berdasarkan perintah Presiden Duterte menegakkan metode represif untuk memerangi narkoba. 

Belum satu tahun Duterte memegang jabatan sebagai Kepala Pemerintahan, lebih dari 7.600 telah terbunuh atas tuduhan terlibat penggunaan atau pengedaran narkoba. 

Bagaimana pendapat Gaviria tentang kondisi itu?

"Mendekriminalisasi konsumsi dan memastikan bahwa pemerintah mengatur obat-obatan tertentu, termasuk untuk tujuan medis dan rekreasi."

Itulah masukan yang diberikan Gaviria kepada Duterte.

Dia juga mengatakan, pemerintah harus meningkatkan jaminan kesehatan dan keamanan, serta melakukan penegakan hukum yang jelas dalam gerakan antikorupsi. 

“Memenangkan perang melawan narkoba membutuhkan pengertian yang tak hanya menyangkut kriminalitas, tapi juga aspek pelayanan kesehatan publik, hak asasi manusia, dan pengembangan ekonomi."

Menurut dia, aplikasi dari hukuman berat dan kekerasan di luar hukum bakal membuat masalah menjadi lebih buruk.

"Penggunaan narkoba adalah masalah sosial bukan militer," kata dia.

"Ini menjadi sebuah ujian bahwa sejumlah kolega saya di Kolombia pun telah gagal dengan metode itu. Sata berharap, Duterte tidak jatuh ke dalam jebakan yang sama," tulis dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com