Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai FARC, Kolombia Awali Perundingan Damai dengan Pemberontak ELN

Kompas.com - 08/02/2017, 08:50 WIB

SANGOLQUI, KOMPAS.com - Pemerintah Kolombia memulai upaya pembicaraan damai dengan kelompok pemberontak terakhir yang masih aktif di negara itu, Tentara Pembebasan Nasional (ELN), Rabu WIB (8/2/2017).

Upaya perundingan damai ini dilakukan demi mengakhiri konflik selama 53 tahun yang telah menalan 260.000 korban jiwa. 

Seperti diberitakan AFP, negosiasi ini menandai sebuah langkah baru dalam proses perdamaian di Kolombia, setelah capaian pemerintahan Presiden Juan Manuel Santos.

Sebelumnya, Pemerintah Kolombia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), pada November lalu.

Baca: Setelah 52 Tahun, Pemberontak FARC dan Pemerintah Kolombia Resmi Berdamai

Saat ini Pemerintah Kolombia dan ELN mencari kesepakatan damai menyeluruh untuk Kolombia.

Perwakilan pemerintah, Juan Meriguet menandai dibukanya upaya perundingan damai itu dengan sebuah upacara kecil di sebuah biara Jesuit di Sangolqui, Ekuador.

"Kita saat ini memiliki kesempatan untuk mambalik halaman kelam dari peperangan ini," ungkap kepala negosiator pemerintah, Juan Camilo Restrepo.

Namun sejumlah pengamat mengingatkan, ELN akan menjadi pihak yang lebih keras dalam proses negosiasi ini, dibanding dengan FARC sekalipun.

Disebutkan, terdapat friksi di antara kedua kubu meskipun mereka membuka upaya perundingan damai itu dengan sebuah perayaan. 

Sebelumnya, Restrepo sempat mengingatkan kelompok pemberontak bahwa jika mereka tak menghentikan aksi penculikan, maka akan sulit melanjutkan proses perdamaian ini. 

Sementara, negosiator dari ELN Pablo Beltran menyebut bagian ELN adalah menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil tanggung jawab atas aksi yang telah dilakukan sepanjang konflik.

Jika hal itu dilakukan, kata Beltran, maka ELN pun siap melakukan langkah yang sama.

Kolombia adalah satu negara di Amerika yang hingga kini masih dilanda konflik besar dengan kelompok pemberontak. 

Negara di Amerika selatan itu menduduki peringkat ketiga dalam perekonomian di kawasan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com