Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk ke Senegal, Mie Sedap Incar Pasar Afrika Barat

Kompas.com - 06/02/2017, 17:05 WIB

DAKAR, KOMPAS.com - Mi instan memang menjadi hidangan favorit masyarakat di sejumlah negara di Afrika.

Salah satunya adalah Senegal, warga negeri di ujung barat Afrika itu sangat "menggilai" mie instan asal Indonesia.

Jika selama ini merek Indomie merupakan mie instan Indonesia yang paling dikenal di Afrika, kini Mie Sedap mulai merambah Senegal dan warga negeri ini tetap menyukai produk buatan Indonesia ini.

Buktinya, dalam pameran dagang internasional Foire Intenationale de Kaolack (FIKA) di provinsi Kaolack, Senegal, stan pameran KBRI Dakar tidak henti-hentinya diramaikan pengunjung yang ingin mencoba kelezatan Mie Sedap.

Bahkan, menteri urusan plan Senegal emergent, Abdoul Aziz Tall, setelah membuka ajang pameran dagang internasional tersebut menyempatkan diri berkunjung ke stan KBRI untuk mencicipi Mie Sedap.

Beberapa kepala perwakilan asing di Senegal juga turut mencicipi kelezatan mi instan ini sekaligus mengucapkan selamat kepada Duta Besar RI di Dakar, Mansyur Pangeran, atas terpilihnya Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam Foire Internationale de Kaolack tahun 2018.  

Mie Sedap bisa masuk ke pasar Senegal setelah diimpor pengusaha terkaya negeri ini, Serigne Mboup yang juga merupakan Ketua KADIN Senegal.

Setelah hadir di Senegal, diharapkan produsen Mie Sedap dapat membuka kantor perwakilan di Senegal.

Kantor perwakilan itu akan memudahkan Mie Sedap untuk melakukan penetrasi ke pasar Afrika Barat sebagaimana yang dirintis Indomie.

Selain mengimpor Mie Sedap, Serigne Mboup juga mengimpor produk Indonesia lainnya seperti So Klin dan Santex yang sangat populer di kalangan masyarakat Senegal

Terpilihnya Indonesia sebagai tamu kehormatan FIKA tahun dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk mempromosikan berbagai produk nasional di Senegal.

Selain itu, kedekatan antara Serigne Mboup dengan Indonesia merupakan peluang emas bagi para pengusaha Indonesia untuk melakukan ekspansi ke Senegal.

Serigne Mboup juga memiliki perusahaan besar CCBM Grup yang bermitra dengan perusahaan-perusahaan ternama dunia seperti Samsung dan Volkswagen.

Pada 2009 CCBM Grup mencetak keuntungan hingga 40 miliar CFA dengan hanya mempekerjakan kurang dari 1.000 orang karyawan.

CCBM Grup bergerak di bidang produksi dan distribusi makanan, perakitan mobil, elektronik, transportasi, travel, jasa dan teknologi, serta konstruksi dan real estat.

Sementara itu, Dubes Mansyur Pangeran menyatakan, tujuan keikutsertaan KBRI Dakar pada FIKA ke-2 2017 ini adalah untuk mempromosikan berbagai produksi industri strategis dan produksi industri nasional Indonesia di luar kota ibu kota Dakar.

Dubes Mansyur menjelaskan produk industri strategis yang dipromosikan pada pameran ini antara lain berupa brosur-brosur dari PT DI seperti CN-235 dam N-219.

Juga ikut dipamerkan berbagai produk PT INKA, PT Pindad, dan PT Sritex.

Kaolack yang berjarak lebih kurang 200 kilometer bdari Dakar merupakan daerah penghasil utama terbesar kacang tanah di Senegal yaitu mencapai sekitar 500.000 ton tiap tahun.

Senegal mengekspor 65 persen produksi kacang tanahnya ke China dan 33 persennya ke Vietnam.

Sesuai data Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan antara Indonesia dengan Senegal pada 2015 mencapai lebih dari 31 juta dolar AS dengan surplus di pihak Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KBRI Dakar
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com