Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banglades Akan Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Kompas.com - 30/01/2017, 17:15 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Pemerintah Banglades dikabarkan segera mewujudkan sebuah rencana kontroversial terkait puluhan ribu pengungsi Rohingya yang menempati wilayhnya.

Pemerintah Banglades berencana memindahkan warga Rohingya yang datang dari Myanmar itu ke sebuah pulau terpencil.

Pemerintah sudah membentuk sebuah komite yang terdiri dari pemerintah daerah-daerah pesisir untuk memindahkan pengungsi Rohingya ke pulau Thengar Char di Teluk Bengala.

"Komite ini akan membantu memindahkan para pengungsi baik yang sudah terdaftar atau belum ke Thengar Char dekat pulau Hatiya di distrik Noakhali," demikian perintah kabinet pekan lalu seperti dimuat situs resmi pemerintah.

Pulau Hatiya terletak di muara Sungai Meghna dan berjarak sembilan jam perjalanan dari kamp-kamp pengungsi yang ditempati warga Rohingya saat ini.

Sebanyak 232.000 etnis Rohingya sudah tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh, sebeluam 65.000 orang lainnya menyusul setelah kekerasan muncul di negara bagian Rakhine, Myanmar pada Oktober tahun lalu.

Sebagian besar pengungsi Rohingya hidup berdesakan di sejumlah kamp di distrik Cox's Bazar kawasan wisata Banglades yang tak jauh dari perbatasan dengan Myanmar.

Pemerintah Banglades juga meminta para petugasnya di perbatasan agar mengidentifikasi warga Myanmar yang memasuki negeri itu secara ilegal.

"Harus dipastikan bahwa mereka (pengungsi) tidak menyebar dan berbaur dengan warga lokal," demikian perintah yang dikeluarkan pada 26 Januari itu.

"Para pengungsi akan ditangkap atau dikembalikan ke kamp jika mereka mencoba pergi melintasi batas yang ditetapkan," tambah perintah itu.

Sejak 2015, pemerintah Banglades sudah berencana memindahkan pengungsi Rohingya ke beberapa pulau meski kondisinya belum layak untuk ditinggali.

Ide pemerintah Rohingya ini mendapat tentangan keras dari para pemimpin Rohingya dan sebuah badan PBB yang menyebut relokasi itu akan sangat rumit dan kontroversial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com