Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Muslim Myanmar Tewas Ditembak Sepulang dari Indonesia

Kompas.com - 30/01/2017, 08:51 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Ko Ni, pengacara dan penasihat Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD), pimpinan Aung San Suu Kyi, ditembak mati di bandara Yangon, Myanmar, Minggu (29/1/2017).

Ko Ni ditembak di kepala, sesaat setelah mendarat dari perjalanannya ke Indonesia.

Seperti diberitakan AFP,  Ko Ni baru menjadi bagian delegasi Myanmar dalam sebuah acara pertemuan pemimpin senior di Jakarta.

Dia sedang menunggu taksi di pelataran bandara Yanggon, sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Tiba-tiba, muncul seseorang yang menambaknya hingga tewas. 

Seorang supir taksi yang sempat berupaya mencegah pelaku melarikan diri, juga ditembak dan menderita cidera, sebelum kemudian tewas.

Kini, tersangka penembak sudah ditangkap, namun belum ada rincian tentang motif serangan mematikan itu.

Kementerian Informasi Myanmar mengatakan tersangka bernama Kyi Lin, seorang pria berusia 53 tahun dari Mandalay.

Tokoh Muslim

Ko Ni adalah salah seorang tokoh Muslim ternama di negara yang mayoritasnya beragama Buddha tersebut.

Dia dikenal sebagai pegiat mahasiswa pada masa pergolakan melawan rezim militer tahun 1988, dan pernah menjadi tahanan politik.

Setelah bebas, selain menjadi pengacara, dia juga menjabat sebagai penasihat di NLD.

Namun dia tetap mengkritik partai pimpinan Aung San Suu Kyi itu karena tidak menempatkan calon anggota parlemen beragama Islam dalam pemilihan umum 2015.

Sebagaimana dikutip dari BBC Indonesia, Ko Ni turut membantu mendirikan Asosiasi Pengacara Muslim Myanmar dan menyuarakan perlunya perlindungan hak-hak warga Muslim.

Dia juga mendirikan firma hukum, Laurel Law Firm bersama dua pengacara lainnya tahun 1995.

Mantan Ketua Jaringan Penasehat Hukum Myanmar, Kyee Mynt -yang dekat dengan Ko Ni- menegaskan Myanmar kehilangan 'wajah demokrasi'.

"Merupakan kehilangan besar bagi kami bahwa Ko Ni tewas dibunuh. Dia adalah wajah demokrasi di negara kami dan adalah kehilangan besar bagi kami," kata Mynt, seperti dikutip AP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com