Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran Pun Bersuara Atas Sikap Presiden Trump

Kompas.com - 28/01/2017, 17:14 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani akhirnya melontarkan kritik kepada koleganya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Rouhani menyebut, saat ini bukan lagi waktunya untuk membangun tembok pemisah antara negara.

"Mereka lupa bahwa tembok Berlin pun runtuh bertahun-tahun lalu. Bahkan, jika pun kini masih ada dinding yang memisahkan negara, maka itu harus dihapus," kata Rouhani, seperti dikutip AFP.

Hal itu diungkapkan Rouhani saat berbicara dalam sabuah konferensi pariwisata yang berlangsung di Teharan, Sabtu (28/1/2017).

Komentar ini muncul menyusul perintah Trump agar proses pembangunan tembok yang memisahkan Meksiko dan AS segera dibangun.

Tembok itu menjadi bagian dari janji kampanye Trump, yang salah satunya diyakini untuk mengatasi persoalan imigran ilegal. 

Pernyataan Rouhani ini pun keluar hanya beberapa saat setelah Trump menandatangani perintah eksekutif yang menangguhkan pemberian visa untuk tujuh negara, termasuk Iran.

Baca: Trump Resmi Batasi Laju Imigran dari 7 Negara Ini

Terkait penghentian visa hingga 90 hari ke depan, Rouhani tak menyinggungnya secara lugas.

Namun dia mengatakan, Iran kini telah membuka pintu untuk warga negara asing yang hendak berkunjung.

Hal itu terjadi sejak penandatanganan kesepakatan nuklir Iran di tahun 2015 lalu.

Dengan jumlah lebih ari satu juta warga Iran yang hidup di AS, banyak keluarga tentu menaruh perhatian besar dengan kebijakan Trump ini.

Hal itu pun dialami oleh warga di enam negara lainnya, yakni  Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.

Boikot

Pada Kamis lalu, Taraneh Alidoosti, salah satu aktris populer Iran mengaku akan memboikot pelaksanaan ajang Academy Awards bulan depan.

Hal ini dilakukannya sebagai bentuk protes atas kebijakan visa itu.

"Visa Trump terlarang untuk warga Iran, itu tindakan rasial. Apakah ini menyangkut ajang kebudayaan atau bukan, saya tak akan datang di ajang #AcademyAwards 2017."

Demikian ditulis Alidoosti di akun Twitter-nya. Alidoosti adalah salah satu bintang yang masuk dalam daftar nominasi peneriman piala Oscar untuk film "The Salesman".

Kebijakan tanpa visa bagi warga dari tujuha negara ini pun masih bisa diperpanjang lebih dari 90 hari, jika negara yang bersangkutan tidak memberikan informasi yang lengkap saat pemeriksaan.

Informasi itu menyangkut orang-orang yang berniat masuk ke wilayah AS. 

Sejumlah warga Iran yang ditanyai terkait kebijakan Trump itu umumnya mengaku bingung.

"Di AS sendiri, penduduk yang tinggal di sana mayoritas adalah imigran. Untuk memilih sejumlah negara dan menyebut mereka teroris, sangat tidak masuk akal," kata Mohsen Najari.

Mohsen Najari adalah lelaki berusia 33 tahun yang tinggal di Ibu Kota Iran.

Sejak tahun 1980, Teheran dan Washington tidak terikat hubungan diplomatik.

Hal itu terjadi menyusul penyerbuan kelompok pelajar ke Kedutaan AS setelah terjadi revolusi Islam yang menggulingkan pemerintah sokongan AS di sana. 

"Tidak ada kaitannya dengan terorisme, Iran dan AS cuma tak punya hubungan yang baik saja," kata Sima, seorang warga Teheran.

"AS punya hubungan yang baik dengan Arab Saudi, jadi tak masalah ada berapa teroris yang masuk ke AS dari Arab Saudi," cetus warga berusia 27 tahun itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com