Peru dan Kolombia "Bersatu" dengan Meksiko Hadapi Ancaman Trump

LIMA, KOMPAS.com - Peru dan Kolombia berjanji untuk berdiri satu barisan dengan Meksiko dalam menghadapi masa depan kondisi perekonomian yang tak menentu, menyusul kebijakan Pemerintahan Donald Trump.

Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski menegaskan, negara-negara anggota blok perdagangan Amerika latin harus berusaha dua kali lebih kuat dalam membuka pasar.

Upaya tak kalah besar pun harus dicurahkan untuk memperkuat hubungan antarnegara.

Hal itu, kata Kuczynski, penting untuk menghadapi pergolakan menyusul retorika proteksionis yang belakangan muncul.

Sebelumnya diberitakan, AS menerapkan pajak agresif sebesar 20 persen untuk semua produk Meksiko yang diekspor ke Amerika Serikat.

Kebijakan ini diambil menyusul sebagai ganti dari penolakan Meksiko membayar biasa pembangunan tembok pembatas antara kedua negara.

Baca: Semua Ekspor Meksiko ke AS Akan Dikenai Pajak 20 Persen

Peru, Kolombia, Cili, dan Meksiko membentuk Aliansi Pasifik sejak tahun 2011. Lembaga ini dibangun untuk menghilangkan kendala perdagangan dan mengarahkan pasar mereka ke wilayah Asia-Pasifik yang tumbuh cepat.

"Saat ini, satu dari kami mengalami kesulitan yang serius yang bukan disebabkan oleh mereka," ungkap Kuczynski mengacu kepada Meksiko.

"Kita harus berdiri bersama untuk mencapai tujuan kita, dalam perdagangan dunia yang selama ini telah kita lakukan dengan sangat baik," kata dia. 

Sekalipun Kuczynski tidak menyebut nama Trump dengan tegas, namun komentar-komentarnya menunjukkan ketidaknyamanannya terhadap pemerintahan baru di AS itu.

Selain memaksa Meksiko membayar pajak, Trump pun mengancam akan keluar dari kesepakatan NAFTA (pakta perdagangan bebas Amerika utara). 

Hal itu akan dilakukan jika tidak ada negosiasi ulang demi memastikan manfaat lebih bagi AS.

Baca: Apa Itu NAFTA yang Terancam Dibubarkan Donald Trump?

Kini, nilai tukar mata uang Peso di Meksiko mengalami guncangan menyusul meningkatnya tensi hubungan kedua negara.

"Kini ada ketidakpastian di dunia," kata Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, seperti dikutip Reuters.

"Kami ingin bergabung dengan semua negara di dunia yang menganut prinsip-prinsip yang telah begitu baik bagi dunia. Perdagangan bebas, menghormati perjanjian, dan solusi multilateral," ungkapnya.

Santos mengaku telah berbicara dengan Presiden Meksiko Pena Nieto melalui sambungan telepon Kamis kemarin.

Kala itu dia mendengar kabar bahwa Nieto membatalkan kunjungannya ke Washington menyusul ketegangan dengan Trump soal pembangunan tembok pembatas.

Kuczynski, mantan praktisi investasi perbankan yang menghabiskan hidupnya bertahun-tahun di AS, menyebut, empat negara dalam Aliansi Pasifik merepresentasikan pasar dari sekitar 200 juta orang.

Keempat negara itu pun telah membuktikan kemampuannya untuk bangkit dari krisis ekonomi di masa lalu, dengan membuka pasar dalam perdagangan global. 

"Tentu, ada biaya yang harus dikeluarkan untuk perdagangan global, dan tentu akan ada yang kehilangan lapangan kerja, namun sangat jelas bahwa keuntungan yang muncul akan lebih besar," tegas Kuczynski.