KANO, KOMPAS.com - Pemerintah Nigeria, Selasa (24/1/2017), mengatakan, seorang perempuan sedang menggendong bayi saat melakukan aksi bom bunuh diri awal bulan ini.
Namun, pemerintah belum dapat memastikan apakah hal tersebut kebetulan semata atau memang taktik baru kelompok militan Boko Haram.
"Dari laporan yang kami terima setelah serangan di Madagali (13 Januari), salah seorang pelaku perempuan menggendong bayi di punggungnya," kata Kordinator Badan Manajemen Keadaan Darurat (NEMA), Saad Bello.
"Namun, belum jelas apakah hal ini sebuah kebetulan atau memang strategi baru demi menghindari pemeriksaan aparat berwenang," tambah Bello.
"Masih terlalu dini untuk menyebut penggunaan bayi dalam serangan bom bunuh diri sudah menjadi tren baru," lanjut Bello.
Pada serangan 13 Januari yang terjadi di sebuah pos penjagaan, pos militer, dan sebuah terminal bus setidaknya dua orang tewas dan 5 lainnya terluka.
Polisi mengatakan, pelaku penyerangan bom bunuh diri semuanya perempuan dan didalangi Boko Haram yang kerap menyerang kota Madagali.
Boko Haram, sejak pertengahan 2014 mulai menggunakan bom bunuh diri dalam perangnya melawan pemerintah Nigeria yang berlangsung sejak 2009.
Bahkan, perempuan dan anak-anak berusia maksimal 10 tahun juga digunakan untuk menyerang pos penjagaa, terminal bus, masjid, gereja, sekolah, dan pasar
Pekan lalu, pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau untuk pertama kali mengakui kelompoknya menggunakan pengebom bunuh diri perempuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.