BEIJING, KOMPAS.com — China sebenarnya tidak ingin menjadi pemimpin dunia. Namun, jika terpaksa dan bila pihak-pihak lain mundur dari posisi tersebut, China siap mengemban peran itu.
Selain itu, China juga mendesak Amerika Serikat untuk menghormati kebijakan "Satu China".
Pernyataan itu disampaikan Direktur Ekonomi Internasional Kementerian Luar Negeri China, Zhang Jun, Senin (23/1/2013), setelah Presiden AS Donald Trump berjanji untuk menempatkan posisi "AS akan menjadi yang utama" dalam pidato pelantikannya.
Diplomat senior China itu mengatakan hal tersebut saat jumpa pers dengan wartawan asing untuk membahas kunjungan Presiden China, Xi Jinping, ke Swiss pekan lalu, seperti dilaporkan Deutche Welle.
Dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos pekan lalu, Xi Jinping menggambarkan China sebagai pemimpin dunia global dengan hanya lewat kerja sama internasional masalah-masalah besar dapat terpecahkan.
Sebelum Trump menjadi presiden, Xi juga mendesak negara-negara lain untuk melawan isolasionisme, menandakan keinginan Beijing untuk memainkan peran yang lebih besar di panggung global.
Mengelaborasi tema itu, Zhang mengatakan, China tidak berniat menjadi pemimpin global.
"Jika ada orang yang mengatakan China memainkan peran kepemimpinan dalam dunia, itu bukan artinya China bergegas maju ke depan, melainkan pelari di depan telah melangkah mundur dan meninggalkan tempat untuk China," ujar Zhang.
"Jika China diperlukan untuk memainkan peran kepemimpinan, China akan mulai memikul tanggung jawabnya," katanya lebih lanjut.
Soal perang dagang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.