WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Kepolisian Washington, Jumat (20/1/2017), menahan lebih dari 90 orang yang terlibat dalam unjuk rasa menentang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS.
"Kami menahan kira-kira 95 orang. Mereka melakukan vandalisme dan penghancuran properti," kata juru bicara kepolisian metropolitan Letnan Sean Conboy.
Conboy menambahkan, dalam peristiwa itu, terjadi bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang mengakibatkan dua orang terluka.
Sebelumnya, bentrokan pecah antara para pengunjuk rasa yang mengenakan topeng dan polisi di pusat kota Washington.
Unjuk rasa itu terjadi hanya beberapa blok dari lokasi pelaksanaan parade untuk menghormati Presiden Donald Trump yang baru saja dilantik.
Dalam unjuk rasa berujung kerusuhan itu, para pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi dan membakar sebuah mobil limosin.
Polisi kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa.
Ronald Dye, seorang kepala polisi di Talladega College, Alabama, berkunjung ke Washington DC bersama sejumlah siswa untuk menyaksikan marching band sekolah itu yang tampil dalam upacara pelantikan presiden.
Dye (56) mengatakan, dia malah terjebak di sebuah gerai Starbucks ketika 300-400 orang pengunjuk rasa menghambur dan melempari tempat itu menggunakan batu.
"Awalnya mereka melemparkan batu, kemudian tong sampah, tetapi tak berhasil juga. Lalu mereka mengambil tongkat besi dan mulai menghancurkan jendela," ujar Dye.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.