Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNESCO: Aksi Perusakan ISIS di Palmyra adalah Kejahatan Perang

Kompas.com - 20/01/2017, 20:46 WIB

PARIS, KOMPAS.com - Organisasi PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) mengecam aksi kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang kembali merusak situs purbakala di Palmyra, Suriah.

Kelompok teroris yang telah kembali menguasai wilayah itu, menghancurkan dua benda cagar budaya dunia, yakni the Tetrapylon (four gates) dan fasad bangunan kuno teater romawi.

UNESCO menyebut perbuatan ISIS tersebut sebagai bentuk kejahatan perang baru, dan upaya penghapusan kebudayaan. 

Baca: Teroris ISIS Hancurkan Monumen Kuno Tetrapylon di Palmyra

Dalam pernyataan tertulisnya, Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova mendeskripsikan aksi ISIS sebagai kejahatan perang jenis baru.

Dia menyebut, perusakan itu tak hanya merugikan Bangsa Suriah, tapi juga seluruh umat manusia di dunia.

Dia menyampaikan pernyataan itu dari kantornya yang berkedudukan di Paris, Perancis, Jumat (20/1/2017), seperti dikutip AFP.

"Aksi ini sungguh menghancurkan warisan budaya dunia, juga menunjukkan upaya penghapusan budaya yang dilakukan oleh kelompok radikal," kata dia.

"Selain menghancurkan kemanusiaan, mereka pun menghancurkan warisan budaya dunia, dan mencabut Bangsa Suriah dari masa lalu dan masa depannya," kata Bokova.

Kelompok teroris ini kembali menguasai Palmyra sejak 11 Desember lalu, setelah sebelumnya sempat diisngkirkan oleh pasukan pemerintah yang dibantu angkatan udara Rusia.

Berdasarkan laporan yang ada, aksi penghancuran tersebut terjadi pada awal bulan ini.

Sebelumnya, Kepala badan purbakala Suriah Maamoun Abdulkarim di Damaskus, mengatakan, ada informasi tentang penghancuran monumen Tetrapylon yang dilakukan ISIS.

Citra satelit pun menunjukkan gambar-gambar kerusakan pada bagian fasad bagunan kuno teater romawi di sana. 

The tetrapylon, adalah bangunan yang didirikan di masa Kaisar Romawi Diocletian pada abad ketiga.

Bangunan itu terdiri dari empat set empat pilar besar yang kesemuanya berdiri di atas sebuah batu besar.

Monumen itu telah mengalami kerusakan parah selama berabad-abad, dan hanya ada satu dari 16 pilar yang masih berdiri di granit merah muda asal Mesir. Sisanya, adalah replika semen yang didirikan pada tahun 1963.

Sementara sisa sisa bangunan teater Romawi yang juga mereka hancuran, pernah dipakai ISIS sebagai tempat eksekusi mati di muka publik.

Hal itu terjadi ketika kelompok ini menduduki Palmyra pada periode Mei 2015 hingga Maret 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com