PARIS, KOMPAS.com - Organisasi PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) mengecam aksi kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang kembali merusak situs purbakala di Palmyra, Suriah.
Kelompok teroris yang telah kembali menguasai wilayah itu, menghancurkan dua benda cagar budaya dunia, yakni the Tetrapylon (four gates) dan fasad bangunan kuno teater romawi.
UNESCO menyebut perbuatan ISIS tersebut sebagai bentuk kejahatan perang baru, dan upaya penghapusan kebudayaan.
Baca: Teroris ISIS Hancurkan Monumen Kuno Tetrapylon di Palmyra
Dalam pernyataan tertulisnya, Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova mendeskripsikan aksi ISIS sebagai kejahatan perang jenis baru.
Dia menyebut, perusakan itu tak hanya merugikan Bangsa Suriah, tapi juga seluruh umat manusia di dunia.
Dia menyampaikan pernyataan itu dari kantornya yang berkedudukan di Paris, Perancis, Jumat (20/1/2017), seperti dikutip AFP.
"Aksi ini sungguh menghancurkan warisan budaya dunia, juga menunjukkan upaya penghapusan budaya yang dilakukan oleh kelompok radikal," kata dia.
"Selain menghancurkan kemanusiaan, mereka pun menghancurkan warisan budaya dunia, dan mencabut Bangsa Suriah dari masa lalu dan masa depannya," kata Bokova.
Kelompok teroris ini kembali menguasai Palmyra sejak 11 Desember lalu, setelah sebelumnya sempat diisngkirkan oleh pasukan pemerintah yang dibantu angkatan udara Rusia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.