Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Najib Dituding Gunakan Isu Rohingya untuk Kepentingan Politik Pribadi

Kompas.com - 20/01/2017, 18:09 WIB

YANGON, KOMPAS.com – Pemerintah Myanmar, Jumat (20/1/2017), mengecam Perdana Menteri Malaysia Najib Razak karena mengekspolitasi krisis Rohingya untuk “kepentingan politik” pribadi.

Pemimpin Malaysia, negara dengan mayoritas penduduknya Mulsim itu, telah berulangkali menyuarakan kritiknya atas Myanmar terkait dengan kekerasan yang terjadi bagian utara negara itu, seperti dilaporkan kantor berita Agence France-Presse.

Kekerasan tersebut menyasar minoritas Muslim Rohingya di Rakhine, Oktober 2016, yang diikuti perburuan militer terhadap kelompok penyerang pos polisi di perbatasan dengan Banglades.

Serangan oleh kelompok tak dikenal, yang oleh pemerintah Myanmar diidentifikasi sebagai militan Islamis, telah menewaskan sembilan polisi.

Sejak itu sedikitnya 66.000 warga Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga, Banglades.

Warga Rohingya dan aktivis HAM menuding tentara Myanmar telah membunuh, memerkosa, dan membakar rumah etnis minoritas Rohingya.

Najib menyebut tindakan pembunuhan massal oleh militer Myanmar itu sebagai sebuah “genosida” seperti yang pernah terjadi di Rwanda.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, tuan rumah pertemuan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) meminta organisasi tersebut untuk mendesak Myanmar agar menghentikan serangan atas etnis minoritas Rohingya di Rakhine.

Seruan tersebut diungkapkannya saat Najib membuka pertemuan khusus para Menteri Luar Negeri OKI di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, Kamis (19/1/2017).

Najib memperingatkan, kekerasan atas umat minoritas Muslim Rohingya harus segera dihentikan sebelum kelompok radikal, seperti Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), melakukan infiltrasi dan meradikalisasi Rohingya.

Komentar Najib memicu reaksi keras dan kecaman dari Myanmar, yang menolak tudingan terhadinya kekerasan oleh pemerintah dan aparat negara itu.

Pemerintah Myanmar menuding Najib telah mempercayai, dan ikut menyebarkan, berita bohong terkait dengan krisis Rohingya.

Najib "menggunakan Myanmar bagi kepentingan-kepentingan politik pribadi, berlawanan dengan prinsip dasar ASEAN,” kata Wakil Direktur Kementerian Luar Negeri Myanmar, Aye Aye Soe.

"Mereka mengkritik kita tanpa ragu-ragu berdasarkan laporan berita dari tempat yang berbeda, termasuk berita dari sumber yang tidak dapat diandalkan, tanpa membahas masalah sebagai tetangga yang baik. Kami sangat menyesalkan hal itu," kata Aye.

Para pengamat mengatakan, sikap Najib yang vokal menyuarakan masalah Rohingya adalah sebagai bagian dari upayanya untuk memoles citranya setelah tersadung kasus dugaan korupsi besar-besaran pada dana negara 1MDB.

Terkait dengan kasus 1MDB, sebenarnya Najib juga telah menyangkal keterlibatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com