Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pelantikan Trump, Warga Dakota Utara Demo Tolak Pipa Minyak

Kompas.com - 20/01/2017, 18:00 WIB

CANNON BALL, KOMPAS.com - Ketegangan di area proyek pembangunan pipa minyak di Dakota Utara, AS, memanas pekan ini.

Polisi pun bentrok dengan para pengunjuk rasa "anti-Trump" menjelang pelantikan presiden terpilih AS, Donald Trump, Jumat (20/1/2017).

Trump mendukung pembangunan pipa minyak senilai 3,8 miliar dollar AS atau setara Rp 51 triliun itu, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, Jumat (20/1/2017) pagi.

Polisi menembakkan gas air mata dan melemparkan sejumlah karung untuk membubarkan massa pengunjuk rasa.

Menurut pejabat lokal, polisi juga menangkap sekitar 40 orang di jembatan tempat bentrok itu terjadi.

Para demonstran di kamp menyuarakan kekecewaan mereka atas Trump, sementara dukungan dari suku asli, "Standing Rock Sioux" yang memulai protes sejak tahun lalu juga melemah.

Trump, seorang Republikan, diprotes karena ia diperkirakan bakal melanjutkan pemasangan pipa minyak setelah ia dilantik sebagai Presiden AS ke-45, Jumat ini atau Sabtu (21/1/2017) dini hari WIB.

“Saat mendekati pelantikan, dan orang-orang ingin memastikan bahwa suara mereka masih didengar selagi mereka masih memiliki kesempatan," kata Benjamin Johansen (29), seorang tukang kayu dari Iowa yang telah tinggal di kamp selama dua bulan.

Kamp yang kini disebut "Oceti Oyate" itu masih dipenuhi sekitar 600 demonstran.

"Ada kemungkinan yang sangat besar bahwa setelah presiden baru dilantik, suara kami tidak akan dipedulikan lagi," ujarnya.

Bentrok pengunjuk rasa dengan polisi pada pekan ini dinilai cukup parah sejak Korps Zeni Angkatan Darat AS menolak izin pembangunan pipa minyak di dasar Danau Oahe itu pada Desember 2016.

Suku asli Amerika dan pegiat lingkungan mengatakan, pembangunan pipa minyak akan mencemari sumber air dan mengancam keberlangsungan lahan adat yang sakral.

Anggota suku "Standing Rock Sioux" yang tanahnya turut terancam sempat meminta demonstran bubar pasca keputusan Korps Zeni diumumkan.

Demonstran bentrok dengan polisi, Kamis (19/1/2017) atau Jumat WIB, di Jembatan Backwater selama tiga malam berturut-turut.

Pengunjuk rasa dikabarkan melempari petugas dengan bola salju. Mereka juga memanjati barikade walau akhirnya didorong oleh polisi. Polisi balas menembaki mereka dengan gas air mata.

Petugas telah menangkap 37 orang sejak Senin, sehingga jumlah tahanan mencapai 624 orang sejak Agustus lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com