Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipaksa Jadi Pekerja Seks, Tujuh Perempuan Kamboja Dibebaskan dari Restoran Jepang

Kompas.com - 18/01/2017, 16:10 WIB

PHNOM PENH, KOMPAS.com — Tujuh perempuan Kamboja berhasil diselamatkan dari sebuah restoran di Jepang, tempat mereka dipaksa menjadi pekerja seks.

Kasus itu terungkap setelah salah satu korban menulis tentang situasi buruk itu dan memohon bantuan lewat akun Facebook, kata seorang pejabat Kamboja, Rabu (18/1/2017).

Para perempuan itu, yang berumur 20-an tahun, semula dipikat untuk bekerja di restoran di Pulau Honshu pada November 2016, demikian laporan Agence France-Presse.

Mereka dijanjikan upah yang tinggi oleh pemilik restoran, yang mengurusi visa dan tiket untuk mereka, kata Kementerian Luar Negeri Kamboja dalam sebuah pernyataan.

"Namun, (pemilik restoran) mengancam dan memaksa korban agar melakukan hubungan seks dengan tamu restoran dan tidak membayar gaji mereka," demikian isi pernyataan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja, Chum Sounry, mengatakan, ketujuh perempuan itu kemudian diselamatkan pada pertengahan Desember 2016, setelah seorang korban menuliskan permohonan bantuan di akun Facecook milik Kedutaan Besar Kamboja di Jepang.

Petugas Kedubes Komboja kemudian memberi tahu otoritas Jepang di Perfektur Gunma, barat Tokyo, yang membawahkan Pulau Honshu, agar segera menindaklanjuti pengaduan itu.

Enam perempuan itu saat ini sedang berada di Kedubes Kamboja di Tokyo, dan mereka menunggu proses repatriasi yang akan dilakukan pada Kamis (19/1/2016).

Sementara itu, satu perempuan lagi telah dikirim pulang ke Kamboja pada akhir bulan lalu karena alasan kesehatan.

Pejabat Kamboja tidak mengatakan bagaimana dengan pemilik restoran di Honshu, Jepang. Tidak ada penjelasan apakah pelaku telah diproses secara hukum atau tidak.

Jepang sejak lama menjadi tujuan para perempuan pencari kerja dari Asia Tenggara karena upah yang tinggi, meski kadang banyak yang terjebak dalam rantai pekerja seks atau buruh kontrak.

Pada Agustus lalu, Filipina memperingatkan warganya agar tidak pergi mencari pekerjaan secara ilegal ke Jepang. Sebab, kebanyakan telah menjadi korban perdagangan seks atau kerja paksa.

Laporan tahunan Washington mengenai perdagangan orang menunjukkan, Jepang tetap menjadi negara "tujuan, sumber, dan singgahan" bagi perdagangan manusia.

"Para pelaku perdagangan orang itu mengontrol secara ketat pergerakan korban dengan menggunakan jeratan utang, ancaman kekerasan atau deportasi, pemerasan, penahanan paspor, dan metode pemaksaan psikologis lainnya," demikian isi laporan “Perdagangan Manusia” yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com