Ia dianggap sepenuhnya mengadopsi argumen kelompok anti-UE dan tidak mengakomodasi suara kubu "Remain" yang menolak keluar.
"Adalah sebuah tindak pencurian demokrasi jika (May) berasumsi bahwa 51,9 persen penduduk yang memilih keluar serta-merta mendukung versi Brexit paling ekstrem," kata Tim Farron, Ketua Umum Partai Liberal Demokrat.
Naeem Aslam, seorang analis pasar dari Think Markets UK, meragukan "investor akan mempercayai optimisme May, seperti yang jelas terlihat pada dinamika pasar hari ini".
Sebaliknya, miliarder India, Sunil Mittal, menyambut baik rencana May bercerai sepenuhnya dari UE.
Ia berdalih, selama ini keanggotaan UE menghalangi tercapainya kesepakatan dagang bilateral antara Inggris dan India.
"Namun, semuanya sudah berakhir. Inggris sudah berpisah, dan saya lebih optimistis," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.