4 April 2014
Detektor kotak hitam milik AS diterjunkan untuk melakukan pemindaian di wilayah yang diduga menjadi lokasi terakhir hilangnya pesawat.
Namun, tak ada sinyal apa pun yang berhasil dideteksi, dengan waktu hidup baterai selama satu bulan.
28 April 2014
Australia mengumumkan, proses pencarian akan mencakup wilayah yang lebih luas. Fokusnya mengalami pergeseran selama beberapa bulan untuk memetakan dasar laut yang belum dipetakan, sebelum pencarian dapat berlanjut.
6 Oktober 2014
Kapal yang disewa pihak Malaysia diterjunkan untuk melakukan pencarian dengan sonar demi menemukan pecahan pesawat. Tiga kapal serupa milik Belanda juga bergabung dalam upaya itu.
29 Januari 2015
Pemerintah Malaysia menyatakan, penumpang dan kru MH370 dianggap telah tewas. Hal ini memicu kemarahan dan tuntutan pembuktian.
16 April 2015
Malaysia, Australia, dan China menyatakan pencarian di bawah laut untuk MH370 diperluas dua kali lipat hingga wilayah seluas 120.000 kilometer persegi.
Mereka kemudian menyatakan, pencarian tak akan diperluas tanpa adalah petunjuk baru yang lebih kuat.
1 Juni 2015
CEO baru Malaysia Airlines, Christoph Mueller, mengatakan, maskapai itu secara teknis telah bangkrut. Perusahaan mulai memangkas 6.000 pekerja.
29 Juli 2015
Sebuah potongan bangkai pesawat ditemukan oleh seseorang di pantai Pulau Reunion, yang merupakan wilayah Perancis di Samudra Hindia. Barang itu kemudian dikirim kepada para analis Perancis.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kemudian mengumumkan bahwa pada ahli telah memastikan temuan tersebut adalah bagian dari MH370.
6 Agustus 2015
Pihak Perancis mengatakan bakal menggelar proses pencarian baru melalui udara, darat, dan laut. Pencarian dimulai dari Pulau Reunion, demi mendapat pecahan lain dari MH370.