Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Ambisi Versus Realita

Kompas.com - 17/01/2017, 16:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Concorde telah menjadi sebuah pesawat terbang angkut sipil komersial pertama didunia, sebuah pesawat  SST, “super sonic transport” idaman para pencinta kedirgantaraan.  

Inggris dan Perancis membutuhkan waktu yang tidak kurang dari 12 tahun untuk menciptakan Concorde.   Sayangnya kisah sukses itu tidak mengiringi perjalanan pesawat Concorde dalam kiprahnya sebagai pesawat angkut sipil komersial super cepat.   

Concorde hanya diproduksi sebanyak 20 pesawat yang 6 diantaranya adalah pesawat yang non komersial.  

Dengan hanya digunakan oleh dua Maskapai saja, yaitu British Airways dan Air France, pada rute yang sangat terbatas, Concorde hanya mampu bertahan selama lebih kurang 26 tahun saja sejak terbang perdana pada tanggal 21 Januari 1976  . 

Sebuah pesawat terbang angkut sipil komersial yang sangat canggih dengan kemampuan terbang melebihi kecepatan suara ternyata tetap kalah bersaing memperebutkan pasar angkutan udara global.  

Tanggal 24  Oktober tahun 2003  tercatat sebagai hari terakhir misi penerbangan pesawat SST produksi bersama Inggris Perancis, Concorde. Sebuah kisah singkat dari ambisi besar sebuah pesawat angkut sipil komersial yang berkecepatan melebihi dari kecepatan suara.  

Namun bila kita mencermatinya dari perspektif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan , kiranya harus diakui bahwa kehadiran Concorde telah mencatatkan sebuah sejarah dalam penerbangan sipil komersial, sebagai pesawat tercepat yang pernah dihasilkan umat manusia penghuni bumi ini.  

Catatan lain mengenai pesawat angkut sipil komersial, dunia penerbangan juga mencatat kehadiran pesawat terbang SST lainnya yang pernah dihasilkan oleh Rusia bernama  sandi yang diberikan NATO (North Atlantic Treaty Organnization)  “Charger” yaitu jenis TU-144.  

Bila Concorde  diproduksi sebanyak 20 pesawat, maka Charger TU-144 hanya diproduksi sebanyak 16 pesawat saja.   

Itulah sekedar gambaran dari ambisi manusia dalam bersaing untuk mewujudkan pesawat penumpang  tercepat yang dapat menembus kecepatan suara, namun pada realitanya masih tidak mudah untuk meraih sukses yang setara dengan beberapa jenis pesawat penumpang  lainnya.  

Ambisi dan realita, adalah dua hal yang tidak mudah untuk dipadukan.  Akan tetapi ambisi harus  tetap dipelihara untuk mengiringi perjalanan dari kemampuan intelegensi yang dimiliki, seperti yang pernah ditekankan oleh seorang penulis buku kenamaan  Walter H. Cottingham, bahwa  “Intelligence without ambition is a bird without wings.”

 

Jakarta 17 Januari 2017

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com