MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, memerintahkan pembagian alat kontrasepsi gratis kepada sekitar enam juta perempuan yang tidak bisa mendapatkannya.
Tujuannya adalah untuk mencegah peningkatan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan, khususnya di kalangan kelompok miskin.
Langkah ini tampaknya akan ditentang oleh sejumlah penganut Katolik, yang merupakan warga mayoritas di negara tersebut.
Menteri Perencanaan Ekonomi Ernesto Pernia, menilai proyeksi dari program ini amat penting demi mengurangi angka kemiskinan.
Pemerintah Filipina menerapkan sasaran penurunan tingkat kemiskinan dari 21,6 persen pada tahun 2015 menjadi 13-14 persen pada masa akhir kepemimpinan Duterte di tahun 2022 mendatang.
Dalam perintah eksekutif Duterte, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, menyebut, sebagai langkah awal, sedikitnya dua juta perempuan akan mendapat akses atas alat kontrasepsi pada 2018.
Selain itu, badan-badan pemerintah juga diperintahkan mengidentifikasi pasangan-pasangan yang belum memenuhi program keluarga berencana.
Selanjutnya, dilakukan mobilisasi pada tingkat kampung untuk meningkatkan keluarga berencana.
Badan Kependudukan PBB tahun lalu mengatakan Filipina merupakan satu-satunya negara di Asia Pasifik dengan tingkat kehamilan di kalangan remajanya meningkat dalam dua dekade belakangan.
Jumlah penduduk Filipina saat ini mencapai 104 juta dengan tingkat pertumbuhan sekitar 1,7 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.