Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Akhirnya Akui Ada Aksi Peretasan oleh Rusia, tetapi...

Kompas.com - 12/01/2017, 07:20 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengaku percaya dengan kesimpulan dinas intelijen AS yang menyebut Rusia melakukan serangan siber untuk mengintervensi pemilu di AS.

“Sepanjang tindakan peretasan, saya pikir itu dilakukan Rusia," kata Trump menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers di Trump Tower, New York, Rabu pagi waktu setempat. 

“Namun sebenarnya, saya pikir, kita pun diretas oleh negara-negara lain, dan orang-orang lain," sambung dia.

"Misalnya ketika AS kehilangan 22 juta nama, dan informasi-informasi lain yang diretas saat sekarang, mereka tidak membuat kesepakatan besar dari itu, itu adalah sesuatu yang luar biasa," kata Trump lagi. 

Trump lantas mendapat pertanyaan, apakah dia mengirim pesan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin terkait fakta tersebut, dan kemungkinan aksi peretasan Rusia pada masa depan.

“Dia (Putin) tak perlu melakukan itu, dia tak akan melakukan itu," jawab Trump. 

“Rusia akan lebih menghormati negara AS, ketika negara ini dipimpin oleh saya, dibanding oleh orang lain. Kalian akan menyaksikan itu," ujar Trump.

Trump juga mengaku menganggap Putin sebagai aset ketimbang sebagai beban bagi AS.

“Sekarang, saya belum tahu apakah saya akan terus berdampingan dengan Vladimir Putin. Saya harap demikian. Akan tetapi, apakah Anda percaya bahwa Hillary Clinton akan lebih kuat menghadapi Putin dibanding saya?" cetusnya.

Seperti diberitakan laman CBS News, Trump akhirnya berbicara kepada media dalam konferensi pers tersebut. 

Ini menjadi "pertemuan" pertama dia dengan media, setelah kemenangannya dalam pemilihan presiden November lalu.

Jumpa pers selama satu jam itu semula digagas untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan Trump demi menghindar dari konflik kepentingan dengan bisnis pribadinya.

Namun, pihak media yang hadir justru menyasar komentar Trump terkait tuduhan intervensi Rusia dalam pemilihan presiden yang baru lalu, sesuai dengan laporan intelijen AS. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com