Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

BPO dan Bagaimana Filipina Ungguli Tetangga ASEAN-nya

Kompas.com - 29/12/2016, 12:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Memang ada sisi kurangnya. "Gaji saya turun sekitar 25-30 persen daripada penghasilan saya di Manila, tetapi di sini, saya punya waktu luang untuk diri saya sendiri. Saya dapat menambah penghasilan saya dari menjual lukisan-lukisan saya."

Dan sejak pindah ke Iloilo, Eru juga jadi bisa menabung sekaligus mengirimkan uang secara teratur kepada orangtuanya.

Lima belas tahun yang lalu, hal itu sesuatu yang tidak pernah terbayangkan oleh seorang pemuda desa, bisa mendapatkan pekerjaan yang layak di Manila, dan hanya karena ingin "menyelamatkan dari kesulitan" dia pun pindah ke provinsi lain.

Ekspansi yang cepat dari industri BPO di Filipina memang telah membuka kesempatan luas bagi para pemuda Filipina untuk mencari pekerjaan kelas menengah, yang sebelumnya hanya ada di luar negeri.

Selain itu, seperti yang Eru katakan, industri BPO tidak sebatas di Kota Manila. Selama beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan BPO besar telah memperluas wilayah kerjanya ke daerah pinggiran seperti Cebu, Davao, Baguio, Bacolod, dan bahkan Iloilo – kota-kota yang menyediakan penyewaan kantor dengan harga yang kompetitif, pasokan listrik yang terjamin, dan yang paling penting adalah adanya sistem transportasi yang terbebas dari kemacetan parah, seperti di kota Manila.

Sesungguhnya industri BPO di Filipina telah ada sejak awal 2000-an, ketika itu baru ada empat call center di negara ini.

Saat ini, diperkirakan terdapat hampir 800 call center dan secara keseluruhan, industri ini memberikan kontribusi 10 persen terhadap PDB Filipina.

Industri ini juga menerima beberapa insentif dari pemerintah, seperti tax holiday dan pembebasan bea cukai. Kekuatan utama BPO adalah sumber daya manusia Filipina yang unik: mahir berbahasa inggris dan berpendidikan, sehingga mereka tidak hanya dapat berkomunikasi dengan lancar, tetapi juga mampu menjalin hubungan dengan para klien yang sebagian besar berada di Amerika.

Sungguh, saya terkejut ketika Eru melihat ke arah saya saat pertemuan makan siang kami dan bertanya, "Apakah Anda tidak memiliki BPO di negara Anda?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com